12 Kursi Legislatif Bontang Berpotensi Diambil Wajah Baru

Hasil perhitungan pileg saat ini berada di tingkat kecamatan

bontangpost.id – Perekapan suara Pileg 2024 masih berlangsung di tingkat kecamatan. Namun demikian beberapa nama baru yang muncul justru memperoleh suara banyak. Mengacu hasil perhitungan di tingkat internal partai. Dari 25 kursi yang tersedia di Bontang Lestari (Sekretariat DPRD), 12 slot kemungkinan justru didapatkan oleh pendatang baru.

Berdasarkan nama yang beredar 12 nama itu meliputi Alfin Rausan, Aloysius Roni, dan Ubayya Bengawan (Golkar). Yusuf dan Bonnie (PKB), Heri Keswanto dan Sem Nalpa Mario Guling dari Gerindra, Winardi serta Joni Alla’ Padang (PDI Perjuangan). Di tambah Muh Sahib (NasDem), Muhammad Aswar (Gelora), serta Sumardi Syawal (Demokrat).

Pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul) Budiman Chosiah mengatakan fenomena ini memang biasa. Apalagi pendatang baru memiliki kelebihan dibandingkan petahana. Utamanya membawa desain perubahan dibandingkan figur sebelumnya.

“Pendatang baru itu bisa menjual mimpi. Jika petahana tidak menjalankan fungsinya di periode sebelumnya. Tentu penantang bisa diuntungkan,” kata Budiman.

Selain itu, pada kontestasi pileg aspek figur itu juga memiliki peran penting. Utamanya jika pendatang baru itu merupakan kaum muda maka ada potensi untuk meraih suara banyak. Mengingat saat ini jumlah pemilih milenial se-Kaltim di angka 70 persen.

“Ketika yang muda ikut bertarung dan membawa jargon keterwakilan pemuda, itu sangat efektif,” ucapnya.

Diketahui ada beberapa nama dari pendatang baru tersebut merupakan kaum muda. Mulai dari Alfin, Winardi, Aswar, hingga Heri Keswanto. Selama ini kaum pemilih ada yang memiliki pandangan bahwasanya yang selalu terpilih itu melulu. Dengan caleg yang merupakan kaum muda maka lebih mudah ketika menyampaikan aspirasinya. Khususnya bagi kaum pemilih milenial.

“Entah itu melalui sosmed atau ketika berkumpul dan membicarakan sesuatu terkait perkembangan daerah,” tutur dia.

Belum lagi figur terkait peran orang di belakang layar dari caleg tersebut. Sebagaimana contoh orangtuanya. Tentunya ada jaminan mutu untuk meraih pundi suara lebih banyak.

Terkait momentum ini juga bisa dipengaruhi terhadap irisan partai pendukung capres. Ia mencontohkan PKS misalnya yang mengusung Anies-Muhaimmin justru berkurang jumlah kursi di Bontang. Sementara Golkar yang menjagokan Prabowo-Gibran memecahkan rekor. Dengan mendapatkan tujuh kursi. Padahal di periode sebelumnya hanya lima kursi.

“Ini sedikit berpengaruh juga bagi pemilih yang tidak mau repot. Partai yang mempresentasikan capres dan cawapres yang memiliki banyak suara juga bisa ketiban rejeki,” pungkasnya. (ak) 

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version