bontangpost.id – Sebanyak 60 dari total 350 balita di Kelurahan Bontang Kuala terindikasi mengalami stunting.
Lurah Bontang Kuala Suiza Ixan Saputro mengatakan bahwa angka tersebut terbilang mengkhawatirkan. Ia juga tidak menampik bahwa Bontang Kuala menjadi salah satu wilayah penyumbang stunting cukup tinggi di Bontang.
Dari puluhan anak yang terindikasi stunting, Suiza menyebut bahwa mayoritas dialami oleh masyarakat yang bermukim di atas air.
Faktor penyebabnya beragam. Mulai dari pemenuhan gizi balita yang kurang hingga kebiasaan masyarakat yang masih menerapkan BABS alias jamban cemplung.
“Karena masyarakat kami masih banyak yang bermukim di wilayah pesisir makanya banyak balita yang stunting. Di darat ada tapi tidak banyak,” ujarnya kepada bontangpost, Kamis (5/10/2023).
Untuk mengentas persoalan tersebut, Suiza mulai menerapkan program sumbang telur yang menyasar 350 balita di lima posyandu dalam setiap bulannya.
Program yang menelan anggaran sebesar Rp87.000.000 tersebut dimulai sejak akhir September lalu. Meski perubahan balita belum terlihat, program tersebut berhasil menarik minat orangtua untuk melakukan pengukuran balita di Posyandu.
“Antusias masyarakat mengunjungi Posyandu sangat luar biasa dengan adanya program ini. Bahkan yang semula dalam sebulan hanya 50 orang yang berkunjung sekarang meningkat 83 orang. Itu sudah menjadi target kami,” bebernya.
Program sumbang telur rencanya akan dilakukan hingga Desember. Setelah itu, pihaknya akan melakukan pendataan ulang untuk mengetahui apakah program tersebut berdampak dalam mengentas persoalan stunting.
“Setelah program berkahir, tentu akan kami evaluasi langsung. Harapannya angkanya menyusut. Dan memperbaiki pola asuh masyarakat,” tutupnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post