BONTANG – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-P3M) bersama Bank Indonesia cabang Samarinda menggelar Training of Trainers (TOT) dan Training of Beneficiaries (TOB), Jumat (3/8) lalu. Kegiatan tersebut sekaligus memberikan pemaparan terkait pedoman umum Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Tampak hadir perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI) cabang Bontang, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), pendamping kelompok usaha bersama (Kube), hingga pekerja sosial di lingkungan Dissos-P3M.
Kadissos-P3M Bontang Abdu Safa Muha dalam sambutannya menerangkan, BPNT ini merupakan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia. Yang merupakan perubahan kebijakan, khususnya di Bontang, dari sebelumnya bantuan bersifat fisik berupa beras sejahtera (Rastra) menjadi BPNT.
Kata Safa, terhitung Januari hingga Juni 2018 lalu, sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) masih menerima Rastra. Sementara pada Juli hingga Desember mendatang, bantuan ini akan mengalami peralihan. “Namun, apakah komponen terkait sudah siap menerima transisi ini?” tanya Safa.
Dijelaskan, tiga kota di Kaltim yaitu Balikpapan, Samarinda, dan Bontang, sudah ditetapkan peralihan bantuannya dari tunai menjadi non tunai. Sedangkan khusus Kutai Kartanegara, masih memberlakukan kedua bentuk bantuan ini. Safa Muha berharap, terlaksananya TOT dan TOB dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait penerapan dan pelaksanaan BPNT di kota Bontang.
“Semoga BPNT di Bontang dapat berjalan lancar, aman, dan tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Saya berharap seluruh peserta dapat mengetahui tanggung jawabnya masing-masing. Terutama para pengelola elektronik warung gotong royong (e-Warong) Kube Jasa termasuk KPM,” harap dia.
Peluncuran BPNT Bontang yang tadinya akan dilaksanakan 25 Juli lalu. Namun diundur pada Rabu (8/6) mendatang, agar serentak mengikuti peresmian di Balikpapan yang menjadi tuan rumah Kaltim. “Kota Bontang siap untuk menyukseskan program ini. Sekira 5.098 KPM akan terlayani melalui BPNT,” papar Safa.
Terkait distribusi BPNT sendiri, tidak mutlak dilakukan di e-Warong. Namun pihak BNI dapat menunjuk toko/warung, pasar tradisional, bahkan koperasi untuk kelancaran dan kesuksesan program BPNT. “Khusus KPM yang ada di Gusung, Tihi-Tihi, Malahing, dan Selangan akan dicarikan solusinya agar memudahkan para KPM saat menerima BPNT,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Safa juga mempertegas dua barang yang dapat dibelanjakan yaitu telur dan beras. “Regulasi ini mutlak. Harapan saya tidak ada dusta di antara kita. Jangan sampai resinya beras dan telur namun yang dibawa pulang bungkusan (rokok, pulsa, atau lainnya, Red.). Artinya itu salah sasaran,” tegas Safa. (ra)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: