bontangpost.id – Kelangkaan gas subsidi 3 kilogram sempat meresahkan masyarakat Kota Bontang hampir sepekan lamanya. Tepatnya pasca perayaan Iduladha.
Menyikapi itu, Pemerintah Kota Bontang langsung melakukan monitoring lapangan ke sejumlah agen hingga pangkalan pada Kamis (6/7/2023).
Adapun monitoring tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setkot Bontang Moch Arif Rochman yang didampingi oleh Diskop-UKMP Bontang.
Agen pertama yang manjadi target monitoring ialah PT Pantai Subur yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Loktuan. Hernisa salah seorang karyawan mengutarakan bahwa setiap hari ia menerima 2.800 tabung gas dari SPBE Samarinda.
Fenomena kelangkaan tabung gas turut diakuinya. Sebab, masyarakat langsung menyerbu agen untuk membeli gas pada puncak perayaan Iduladha. Namun, kata Hernisa pihaknya tidak bisa melayani pembelian per buah lantaran regulasi melarang. Pun, saat itu agen tidak memiliki stok gas elpiji 3 kilo.
“Sempat diserbu masyarakat juga. Tapi kami enggak bisa melayani karena enggak ada stoknya. Secara regulasi juga tidak bisa,” tegasnya.
Diungkapkan Hernisa, pihaknya menaungi 38 pangkalan yang tersebar di Kota Bontang. Setiap pangkalan penyaluran gas elpiji per harinya berbeda. Mulai 30 tabung hingga 100 tabung. Namun, per bulannya setiap pangkalan dibatasi hanya bisa memperoleh 2 ribu tabung.
“Pokoknya perbulan itu kami kirim ke pangkalan tidak lebih dari 2 ribu tabung. Nah, per harinya bebas. Bisa 30 tabung, 70 tabung, dan sebagainya,” sebutnya.
Adapun, pembatasan jumlah pembeli untuk rumah tangga miskin (RTM) hanya satu hari satu tabung. Sedangkan, untuk pelaku usaha dengan omset di bawah Rp 800 ribu dibatasi 2 tabung per hari.
“Intinya setiap bulan rumah tangga itu dijatah hanya 5 tabung, sementara pelaku usaha 8 tabung jatahnya per bulan, mereka mau beli 5 atau 8 hari berturut-turut tidak masalah, intinya sehari tidak bisa lebih dari 1 tabung. Kalau jatahnya sudah habis untuk sebulan ya harus menunggu bulan selanjutnya,” paparnya.
Sementara lokasi kedua yang menjadi target monitoring ialah pangkalan Rusma di RT 28 Kelurahan Loktuan. Abdullah pemilik pangkalan tersebut mengaku sudah menerapkan pembatasan pembelian gas elpiji subsidi kepada masyarakat. Saat pembelian wajib menyertakan fotokopi KTP ataupun KK.
“Iya, memang benar sudah kami terapkan. Sebenarnya sudah lama. Tapi, ini baru diterapkan lagi. Karena sudah harus terintegrasi dengan aplikasi,” akunya.
Dalam sepekan ini memang pihaknya turut kesulitan mendapatkan gas elpiji dari agen. Sebab, agen tidak mendapat jatah dari SPBE. Namun, ia mengklaim hari ini kondisi penyaluran gas elpiji sudah mulai normal. Sebab hari ini ia mendapat 100 tabung gas dari agen.
“Sudah mulai normal. Tapi, belum sepenuhnya normal. Masyarakat memang banyak yang cari setelah hari raya kemarin,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setkot Bontang Arif mengatakan bahwa kelangkaan gas elpiji dikarenakan keterlambatan distribusi sehingga dipastikan tidak ada penimbunan gas. Sebab, potensi kerugian yang ditimbulkan lantaran gas elpiji mudah bocor.
Selain di Loktuan, monitoring juga dilakukan di Pangkalan Adaruddin di Jalan Arif Rahman Hakim, RT 41, Kelurahan Belimbing. Saat ini proses monitoring masih berlangsung di Pangkalan Akawi.
“Tidak ada penimbunan, kelangkaan itu terjadi karena panic buying dan distribusi yang molor,” ujarnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: