SEBAGAI salah satu kandidat bakal calon gubernur (cagub) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018, Aji Dedi Mulawarman punya banyak mimpi yang ingin diwujudkan untuk Benua Etam. Di antaranya menyelaraskan hubungan dan program pembangunan antara kabupaten/kota dan provinsi.
Selain itu, dia ingin membangkitkan kesadaran produktifitas masyarakat. Sebagai penunjang, pusat-pusat kesejahteraan akan dibangun. Seperti menumbuhkan peran Usaha Kecil Menengah (UKM). “Semua masyarakat Kaltim butuh kerja, tetapi dukungan sarana dan prasarana tidak optimal. Pusat ekonomi rakyat harusnya dibangun lebih banyak. Industri harus ramah lingkungan dan masyarakat,” papar mantan Komite Auditor PT PG Rajawali Nusantara Indonesia (BUMN) ini.
Seperti motto hidupnya, “Jangan pernah jadi buih di lautan, jadilah ombak yang mengulung lautan”, Aji Dedi ingin menyatukan seluruh kabupaten/kota tidak hanya lewat infrastruktur, tapi dari kesejahteraan yang merata. Caranya dengan memperbanyak industri skala menengah yang pro rakyat.
“Saya tidak menolak tentang maksimalisasi eksploitasi sumber daya alam. Akan tetapi harus dikelola dengan baik. Harus dirawat dengan baik. Agar bisa memberikan manfaat bagi daerah,” ujarnya.
Doktor Sains Akuntansi Universitas Brawijaya Malang ini mengaku, ada beberapa hal yang akan dia lakukan agar Kaltim keluar dari keterpurukan ekonomi. Antara lain menata ulang proyeksi pembangunan. Khususnya di bidang infrastruktur. Membuat roadmap atas bagi hasil pertambangan batu bara dan migas, maupun perkebunan.
Karena bicara pertambangan, maka bicara pajak, siklus migas, batu bara, dan perkebunan yang berorientasi pasar. Mengatasi hal itu, Aji Dedi mengaku, dirinya akan membuat grafis atau database tentang siklus pasar nasional dan dunia.
“Selama ini sepertinya tidak ada proyeksi yang lebih tertata. Dari siklus itu, ketika harga naik, kita menyiapkan infrastruktur, sarana dan prasarana membangkitkan pertanian. Kenapa kok Kaltim tidak bisa jadi lumbung nasional. Di sini tanah banyak ngangur. Bikin aja pusat lumbung nasional, pusat produksi berbasis rakyat,” tuturnya.
Jika konsep itu dijalankan, Aji Dedi berkeyakinan, Kaltim dalam lima atau 10 tahun ke depan mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi. Bahkan tidak menutup kemungkinan, Kaltim bisa mengejar ketertinggalan pembangunan. “Kalau Kaltim bisa jadi lumbung nasional, maka bisa membantu stabilitas ekonomi, khususnya saat ekonomi nasional dan dunia turun,” sebutnya.
Tidak hanya itu, pria yang pernah menjabat Direktur Lembaga Riset Keuangan Syari’ah Universitas Cokroaminoto Yogyakarta ini meyakinkan, jika ke depan dia diamanatkan sebagai Gubernur Kaltim, dirinya siap meningkatkan PAD dan APBD Kaltim hingga dua kali lipat dari saat ini. “Dengan semua proyeksi terintegrasi ekonomi itu, saya siap meningkatkan PAD dan APBD Kaltim hingga dua kali lipat dari yang sekarang,” aku Aji Dedi Mulawarman.
Sebagai bentuk keseriusan dirinya maju di Pilgub Kaltim, Aji Dedi bahkan telah membentuk Rumah Perjuangan Etam. Tempat ini menjadi wadah bagi diskusi tentang peningkatan ekonomi dan pembangunan di Kaltim yang terintegrasi.
“Rumah Pejuangan Etam ini terbuka bagi siapapun. Rumah ini menjadi wadah semua kalangan masyarakat, terutama anak muda yang ingin membangun Kaltim berdaulat, Kaltim sejahtera, Kaltim mandiri, Kaltim religius, dan Kaltim terintegrasi,” pungkasnya. (Ilasan lengkap Aji Dedi di halaman Kiprah). (drh/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: