Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Minggu, 5 Februari 2023
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Nasional

Anak Teroris Butuh Pendampingan

Reporter: M Zulfikar Akbar
Senin, 1 April 2019, 12:00 WITA
dalam Nasional
Reading Time: 2 mins read
A A
Ilustrasi. Shutterstock

Ilustrasi. Shutterstock

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

JAKARTA – Anak teroris belum tentu akan menjadi teroris. Karena itu, jangan kucilkan mereka. Jangan diskriminasi mereka. Imbauan tersebut perlu lebih gencar disampaikan. Sebab, masih banyak orang-orang yang berlaku diskriminatif pada anak-anak terduga teroris.

Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ada sekitar 500 teroris yang ditahan di lembaga pemasyarakatan se-Indonesia pada 2018. Nah, anak-anak mereka ternyata mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar. Total anak-anak teroris yang terdiskriminasi itu jumlahnya sekitar 1.800 orang. Jenis diskriminasinya macam-macam. Ada yang dikucilkan dalam pergaulan, diremehkan, hingga dikeluarkan dari sekolah.

Asisten Deputi Bidang Perlindungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Ali Khasan menuturkan, anak-anak tersebut seharusnya mendapat pendampingan. ”Sangat perlu mendapat bantuan psikologi. Tidak hanya anak korban atau saksi saja,” terangnya. Pernyataan itu merujuk pada Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Peraturan tersebut menyatakan, semua anak Indonesia berhak mendapatkan prasarana yang lebih baik. Seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, bahkan advokasi. Sebab, anak adalah fase yang mudah dipengaruhi. Baik oleh orang tua, teman, guru, dan masyarakat.

Baca Juga:  Gadget Anak Harus Diawasi

Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin anak-anak pelaku tersebut semakin terseret paham radikalisme. Apalagi, orang tua mereka adalah pelaku teror. Padahal, orang tua adalah sosok yang mengasuh, mendidik, hingga menanamkan karakter dan nilai budi pekerti kepada anak.

Anak akan makin terdiskriminasi jika lingkungan sekitar mereka memberi pelabelan buruk pada mereka. Akibatnya, anak pelaku teror tidak mau bersosialisasi dan tidak peduli. Mereka juga tidak dapat menghargai perbedaan.

Apalagi, anak pelaku terorisme pada umumnya memiliki semangat beragama yang tinggi. Namun, mereka kurang memahami secara utuh. Hanya menuruti apa kata orang tuanya. Mereka menganggap Pancasila merupakan ideologi yang kurang tepat. Pemerintah seolah gagal menyejahterakan rakyat. Masih banyak orang miskin, korupsi, dan ketidakadilan. Sebab, Indonesia menganut sistem demokrasi yang tidak sesuai dengan ideologi mereka. ”Mereka ingin punya paham eksklusif. Tidak ada perbedaan. Ajaran agama diputarbalikkan dari yang seharusnya,” urai Khasan. Lama-lama, anak tersebut tidak mau mendengar nasehat orang lain dan cenderung memberontak. Bahaya.

Baca Juga:  Cap Jempol Darah Tolak Kriminalisasi

Karena itu, Kementerian PPPA akan menyiapkan peraturan menteri (permen) terkait pedoman perlindungan anak dari radikalisme dan terorisme. Draft rancangan permen sudah dibuat sebanyak 75 halaman. Khasan berharap, permen itu membuat koordinasi kementerian dengan lembaga pemerintahan terkait bisa lebih baik. Pemerintah nantinya memberikan rehabilitasi fisik, psikis, dan sosial selama pendampingan. Selain itu, memberikan pendidikan mengenai ideologi dan nilai kebangsaan, konseling bahaya terorisme, serta menanamkan nilai moral agar hidup damai. (han/oni/jpg)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: anak terorisDiskriminasipeduli anakperlindungan anak
PindaiBagikan25Tweet16Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Related Posts

B hanya bisa tertunduk usai dibekuk tim Rajawali Polres Bontang. (Humas Polres Bontang)

Tak Terima Anak Disetubuhi, Orangtua Laporkan Pacar Anak ke Polisi

Selasa, 25 Agustus 2020, 16:00 WITA
Tersangka EH diamankan oleh kepolisian. (Polres Bontang for Bontangpost.id)

Ditinggal Istri Pulang Kampung, Ayah Cabuli Anak Angkat

Rabu, 20 November 2019, 12:59 WITA
Triori Arga (baju oranye), pelaku inses pada adik, ditemui di Polres Kutim kemarin. (LELA RATU SIMI/KP)

Kakak Tega Hamili Adik Kandung, Usia Kandungan Sampai 5 Bulan

Jumat, 11 Oktober 2019, 07:00 WITA
SUARAKAN ASPIRASI: Puluhan warga yang tergabung dalam Forum Dayak Bersatu dan Aliansi Masyarakat Peduli Daerah menggelar aksi damai dan cap jempol darah, Rabu (3/1) lalu di simpang tiga Mal Lembuswana Samarinda.(LUKMAN/METRO SAMARINDA)

Cap Jempol Darah Tolak Kriminalisasi

Kamis, 4 Januari 2018, 11:35 WITA
SriLestari. (LUKMAN/METRO SAMARINDA)

Gadget Anak Harus Diawasi

Sabtu, 21 Oktober 2017, 11:35 WITA
SELAMATKAN ANAK: Ketua KPAD Samarinda Sri Lestari (paling kanan) memberikan batasan-batasan dalam pemberitaan terkait kejahatan seksual anak.(LUKMAN/METRO SAMARINDA)

Identitas Diketahui, Korban Kekerasan Ingin Bunuh Diri

Rabu, 18 Oktober 2017, 11:31 WITA
Postingan Selanjutnya
JEMPUT BOLA: Siswa yang sudah cukup umur diminta melakukan perekaman KTP-el. Langkah ini diambil untuk memaksimalkan jumlah pemilih pada Pemilu 2019.(DOK/SANGATTA POST)

Perekaman E-KTP Melonjak Jelang Pemilu

Komentar Anda

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Ilustrasi

500 KK di Bontang Terdata Penerima Bantuan Pangan Nontunai

Senin, 30 Januari 2023, 11:10 WITA
Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prasetya (Yulianti Basri/bontangpost.id)

Hoaks Penculikan Anak di Sekolah, Kapolres Imbau Tetap Waspada

Selasa, 31 Januari 2023, 14:32 WITA
Masih banyak pelaku UMKM yang tak mengambil bantuan langsung tunai

900 Pelaku UMKM di Bontang Belum Ambil BLT

Senin, 30 Januari 2023, 11:56 WITA
Cooker hood sempat dijilat api di Jalan Awang Long (foto:PPID Disdamkartan Bontang)

Lupa Matikan Kompor, Rumah di Jalan Awang Long Nyaris Terbakar

Kamis, 2 Februari 2023, 09:20 WITA
Dua Spesialis Pencuri Tabung Gas Dibekuk, Masih di Bawah Umur 1

Dua Spesialis Pencuri Tabung Gas Dibekuk, Masih di Bawah Umur

Senin, 30 Januari 2023, 08:53 WITA
Ratusan Anak di Bontang Diimunisasi Difteri 2

Ratusan Anak di Bontang Diimunisasi Difteri

Sabtu, 4 Februari 2023, 21:05 WITA
Gegara Bisikan Gaib, Pria Ini Potong Kelamin Pakai Pisau sampai Putus 3

Gegara Bisikan Gaib, Pria Ini Potong Kelamin Pakai Pisau sampai Putus

Sabtu, 4 Februari 2023, 18:42 WITA
Youth Competition VII kerja sama PMR SMA Negeri 1 dengan PMI

Cetak Generasi Muda Peduli Kemanusian, 21 Sekolah Ramaikan Smansa Youth Competition VII

Sabtu, 4 Februari 2023, 15:48 WITA
Trotoar Jalan Ahmad Yani diperbaiki tahun ini

Trotoar Rusak di Jalan Ahmad Yani Diperbaiki Tahun Ini

Sabtu, 4 Februari 2023, 13:48 WITA
Pindang bandeng asam manis

Resep Pindang Bandeng Kuah Asam Manis, Cocok Menemani Akhir Pekan

Sabtu, 4 Februari 2023, 12:26 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.
Developed by Vision Web Development

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.
Developed by Vision Web Development