bontangpost.id – Lurah Tanjung Laut Indah, Muhammad Adnan menuturkan pihaknya tengah melakukan antisipasi agar tak ada klaster baru paska dibukanya Pulau Beras Basah bagi publik. Adapun bentuk antisipasi tersebut dengan membentuk posko pemantauan di Pelabuhan.
“Belum lama didirikan. Baru Sabtu (11/7/2020) lalu,” ujar Muhammad Adnan kala disambangi bontangpost.id disela kegiatan di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Bontang Selatan, Senin (13/7/2020) pagi.
Dia menjelaskan, pendirian posko ini hadir atas beberapa pertimbangan. Pertama, Bontang yang mulai menerapkan adaptasi kenormalan baru. Pun, usai dihentikannya pos pemantauan di Tugu Selamat Datang per 6 Juli lalu.
Kata Adnan, Beras Basah adalah destinasi unggulan Bontang. Banyak wisatawan luar kota bertandang. Bontang tak boleh terlena.
“Kan Beras Basah itu tempat wisata. Didatangi banyak orang. Kami tidak mau ada klaster baru lahir dari sana,” tegasnya.
Dia memaparkan, dalam dua hari pemantauan (Sabtu-Minggu) tercatat ada 400-an pengunjung sambangi Beras Basah. Dari hasil pendataan, terkuak bila sebagian besar pengunjung berasal dari luar kota. Semisal Balikpapan, Samarinda, Kutim. Padahal, perkembangan kasus Covid-19 di kawasan tersebut masih mengkawatirkan.
Adapun sementara ini, posko pemantauan memang beroperasi hanya Sabtu-Minggu. Waktu di mana banyak pelancong menyebrang ke pulau andalan publik Kota Taman itu. Adnan mengatakan pihaknya belum bisa melakukan pemantauan saban hari. SDM terbatas. Pendirian posko sendiri murni inisiatif kelurahan, dibantu pengelola kapal penyebrangan. Sementara organisasi perangkat daerah (OPD) terkait belum terlibat. Pihaknya tengah mengupayakan koordinasi OPD terkait.
“Masih kami saja yang jaga, dibantu Polairud,” bebernya.
Nantinya seluruh pengunjung yang menyebrang ke Beras Basah bakal didata. Asal, dan riwayat perjalanan sebelumnya. Selain itu, mereka wajib memakai masker. Tak ada masker, tak boleh menyebrang. Suhu tubuh pun tak boleh di atas 37 derajat celcius.
Jadi kendala di lapangan, kata Adnan, sebab banyak pengunjung yang abai protokol. Tidak pakai masker, bahkan membawa balita. Padahal dalam edaran Wali Kota Bontang, jelas disebutkan bila balita dilarang masuk kawasan wisata selama pandemi ini. Terlalu riskan.
“Kalau masker, bisa mereka (Wisatawan) beli dekat sini. Kalau bawa balita tak mungkin kami suruh tinggal. Enggak bisa juga kami larang,” ungkapnya.
Sebabnya dia berharap dukungan OPD terkait. Pun meminta publik mematuhi protokol. Sebab kunci terhindar dari bahaya virus SARS-CoV-2 ialah patuh protokol.
“Kami harap kesadaran masyarakat. Tolong, patuhi protokol,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post