BONTANG – Tarif air PDAM Bontang akan dilakukan penyesuaian mulai April 2017. PDAM Tirta Taman pun akan mensosialisasikan di setiap kecamatan.
Direktur PDAM Tirta Taman Bontang Suramin menyatakan, PDAM selama ini sudah mulai meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas (K3) air di PDAM Tirta Taman.
“Pelayanan kami sudah mulai ditingkatkan, makanya kami akan melakukan penyesuaian tarif air supaya bisa mandiri dan berkelanjutan,” jelas Suramin di kantornya, Selasa (21/2).
Sebelum penyesuaian tarif dilakukan, Suramin mengaku sudah mulai meningkatkan kerjasama para SDM-nya di PDAM. Peningkatan mutu kualitas pelayanan air di pelanggan, juga pemeriksaan kualitas air oleh petugas Satuan Pengawas Kualitas Air (SPKA). “Untuk keluhan pelanggan pun, langsung kami respons dengan menindaklanjuti sesuai keluhannya,” ujarnya.
Karena itu, kata Suramin, untuk menjaga mutu kualitas air bersih, PDAM membutuhkan biaya pemeliharaan. Penyesuaian tarif PDAM sebagai salah satu langkah, agar PDAM Tirta Taman bisa mandiri dan berkelanjutan.
Sebab, selain menjaga kualitas air, PDAM akan menindak tegas pencurian air dengan memutus sambungan. Pihaknya juga sudah melakukan sweeping pencurian air yang jelas-jelas merugikan PDAM.
Selain itu, perbaikan pipa akibat dampak dari pembangunan infrastruktur juga memerlukan biaya. Lalu biaya dari mana untuk semua itu? Suramin menyatakan, semua dilakukan dari hasil penjualan air yakni tarif air.
Biaya lainnya yang dibutuhkan PDAM yakni perawatan dan pemeliharaan pipa untuk menghindari kebocoran pipa agar air tetap mengalir.
Penggantian water meter induk juga memerlukan biaya. “Kualitas air harus dipertahankan dengan mencuci pabrik air yang selama ini dilakukan per tiga bulan, jika biayanya sudah mencukupi, pencucian pabrik akan dilakukan setiap dua bulan sekali,” ungkapnya.
Untuk bisa mengalirkan air ke rumah-rumah, PDAM tentunya menggunakan aliran listrik. Mengenai biaya sistem kelistrikan dan panel, biaya yang dikeluarkan setiap bulannya mencapai Rp 1 miliar. “Memberikan kualitas air yang bersih menjadi prioritas bagi PDAM untuk kesehatan masyarakat Bontang,” sebutnya.
Ia mengklaim, tarif PDAM saat ini masih terbilang paling murah se-Kaltim. Di Kutai Timur, tarif PDAM sebelumnya Rp 5 ribu dan naik menjadi Rp 6 ribu. Sedangkan di Bontang kenaikannya hanya sebesar Rp 600. Namun, pihaknya menaikkan denda menjadi Rp 25 ribu dari sebelumnya Rp 5 ribu.
Hal tersebut dikarenakan agar masyarakat memilih untuk membayar PDAM tepat waktu dibanding harus menunggak hingga diberi denda. “Denda ini harus mahal, karena jika murah mereka lebih memilih ditunggakkan, tetapi jika dibebani konsekuensinya membayar tepat waktu,” terangnya.
Untuk kenaikan tarif pun, inflasinya hanya per 10 tahun. Karena kenaikkan terjadi di tahun 2007 lalu. Kenaikan tarif pun ditarget triwulan kedua yakni bulan April.
Sementara sosialisasi sudah dimulai sejak Januari. Dikatakannya, sebelum kenaikan tarif, PDAM sudah lebih dulu meningkatkan kualitas air. “2019, targetnya bisa menyumbang PAD untuk Bontang,” ujarnya.
Manager Administrasi Keuangan PDAM Tirta Taman Musni menambahkan, penyesuaian tarif ini dengan harapan pelayanan yang lebih baik. Jika memang ada keuntungan, tentu PDAM akan bisa meremajakan aset serta bisa investasi agar tidak membebani pemerintah. “Namun tujuan akhirnya ialah agar bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD, Red.),” ujarnya.
Supervisor Hubungan Pelanggan Dadi Gunawan menambahkan kenaikan tarif ini merupakan penyesuaian dengan biaya produksi. Konsekuensinya memang meningkatkan pelayanan, tetapi itu untuk kelanjutan PDAM sendiri. “10 tahun sudah cukup lama, kami harap masyarakat bisa memahaminya,” pungkasnya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post