SAMARINDA – Keinginan pengelola untuk segera mengoperasikan Bandar Udara (Bandara) Internasional Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto masih terganjal sejumlah aturan. Salah satunya bandara belum memegang Sertifikat Bandar Udara (SBU).
Kepala Bandara APT Pranoto, Wahyu Siswoyo menyebut, pada Kamis (19/4) kemarin utusan Kementerian Perhubungan kembali melakukan verifikasi data sebagai syarat menerbitkan SBU. “Harapan kami hari ini (kemarin, Red.) mereka selesai melakukan verifikasi. Jika sudah ada berita acaranya, kami bisa segera closing funding,” ucap Wahyu.
Jika terdapat kekurangan dalam proses verifikasi syarat penerbitan SBU, pihaknya akan mengetahui setelah mendapatkan berita acara dari tim verifikasi Kementerian Perhubungan. Bila nanti terdapat kekurangan, maka akan segera dilengkapi
“Target saya sebelum akhir bulan ini minimal kami bisa closing funding. Dan kami bisa dapatkan SBU. Karena sebelum tanggal 24 Mei kami harus mendapatkan SBU,” ungkapnya.
Kata dia, SBU baru dapat diterbitkan pemerintah pusat setelah bandara mendapatkan lisensi layak operasi. Syarat penerbitan lisensi tersebut dinilai dari aspek keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.
“Beberapa aspek sudah kami benahi. Termasuk marka runway, pagar sisi udara, dan landasan pacu sudah kami perbaiki. Begitu juga dengan mesin pendingin di terminal, fasilitas listrik, keamanan, check in counter, dan bagasi sudah kami benahi,” terangnya.
Atas dasar itu, dia yakin, Bandara APT Pranoto akan segera mendapatkan SBU di awal Mei mendatang. Sehingga pada 25 Mei dapat diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Disinggung soal penerbangan, Wahyu menekankan, di awal penerbangan akan diutamakan di siang hari. Pasalnya hingga saat ini pihaknya belum memasang sunflight atau lampu pendukung sebagai syarat penerbangan di malam hari.
Pemasangan sunflight, kata Wahyu, masih terkendala anggaran. Untuk itu pihaknya telah mengajukan anggaran sebesar Rp 9,5 miliar di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dia memastikan anggaran tersebut telah disepakati untuk dialokasikan pada 2019.
“Anggaran segitu sudah termasuk instalasi dan pengadaan. Karena itu sebelum terpasang sunflight, kami optimalkan penerbangan saat sunrise hingga sunset,” sebutnya.
Adapun maskapai yang terbang terlebih dulu yakni maskapai Ekspress Air dan Susi Air. Namun apabila SBU terbit lebih awal, maskapai lain dapat melakukan bisnis plan untuk izin beroperasi di APT Pranoto.
“Kalau SBU bisa keluar lebih awal, maka bisa memberikan waktu bagi maskapai lain untuk prepare beroperasi di sini,” pungkasnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post