SENDAWAR – Selain Paser, banjir juga menerjang Kutai Barat (Kubar). Tepatnya di Kecamatan Bentian Besar. Sejak tiga hari terakhir. Sedikitnya 150 rumah terendam. Belasan unit sepeda motor dan mobil tidak sempat diselamatkan. Ketinggian air antara 3-4 meter.
Banjir terparah di Kampung Jelmuk Sibak, Suakong, Panarong, dan ibu kota Kecamatan Bentian Besar; Kampung Dilang Puti. Selain rumah warga banjir juga menggenangi rumah ibadah, sekolah, markas Koramil, dan Mapolsek.
“Ini banjir terbesar sejak puluhan tahun terakhir. Yang menyedihkan, banjir kali ini sangat cepat sekali air naik,” kata Charles, tokoh pemuda Bentian Besar, kepada media ini, kemarin.
Musibah ini pun sangat merugikan masyarakat. Banyak kendaraan dan alat elektronik tidak berhasil diselamatkan. Termasuk pakaian dan perlengkapan di rumah lainnya. Bahkan sarana pendidikan juga ikut terendam. Seperti buku-buku dan lainnya.
“Banjir ini juga memutuskan akses jalan Trans Kalimantan di Kecamatan Bentian Besar. Banjir kali ini yang terparah dalam sejarah,” kata Kapolsek Bentian Besar AKP Lorensius Balak.
Akses jalan Trans Kalimantan saat ini ada tiga titik yang tergenang air dengan ketinggian 2,5 meter. Sehingga praktis kendaraan tak bisa melintas. “Bagi warga yang hendak melintas di jalan Trans Kalimantan agar selalu waspada dan berhati-hati,” imbaunya.
Hal senada dikatakan Danramil Bentian Besar, Kapten Arf Samsul. Menurut dia, banjir tersebut yang terparah akibat curah hujan yang tinggi hampir setiap hari. Dia mengatakan bahwa sudah hampir sepekan air menggenangi wilayah tersebut dan ketinggian air setiap harinya terus naik. Sehingga semakin banyak rumah warga yang tergenang.
Lahan pertanian warga pun rusak. Selain curah hujan yang tinggi dalam sepekan ini, banjir juga disebabkan pendangkalan sungai-sungai serta minimnya drainase. Sehingga tidak bisa menampung volume air yang datang saat musim hujan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kubar telah menyalurkan bantuan sejak Selasa (12/2) llau. Lantaran akses jalan terputus, BPBD tidak bisa mencapai pemukiman penduduk. Hampir satu kilometer jaraknya ke pemukiman penduduk.
“Ketinggian air mencapai 2,5 meter. Jadi tim kami tidak bisa mencapai sasaran,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kubar Jenton. Agar bantuan tetap tersalurkan, dititipkan di Mapolsek Bentian Besar.
“Tapi kami akan tetap melanjutkan peninjauan dan menyerahkan bantuan lagi besok (hari ini). Termasuk membuat dapur umum,” katanya.
Bantuan yang diserahkan berupa mi instan, beras, minyak goreng, air mineral, dan beberapa jenis sembako lainnya. Data BPBD Kubar, empat kampung yang terendam banjir. Atau sekitar 702 jiwa jadi korban. Mulai dari Kampung Dilang Puti, Penarung, Suakong, dan Jelemuq Sibak. Dengan ketinggian rata-rata sepinggang orang dewasa. Akibat banjir ini pun, pihaknya akan koordinasi dengan dinas terkait di provinsi. Agar bantuan, khususnya sembako, bisa tersedia.
BANJIR PASER
Banjir juga menimpa Paser, terutama di Kecamatan Long Ikis, sejak beberapa hari terakhir. Sekolah-sekolah sempat diliburkan karena tergenang. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Paser Bachtiar Effendi mengatakan, saat ini pemkab belum menganggarkan pengendalian banjir.
Faktor alam dan tingginya curah hujan beberapa pekan terakhir menjadi penyebab tenggelamnya sebagian RT di Kelurahan Long Ikis. Meskipun tiap tahunnya Sungai Sekurau di sekitar lokasi memang kerap meluap. Hal ini, kata Bachtiar, disebabkan pengikisan sungai dan sedimentasi.
“Itu kiriman dari hulu dan sungainya sudah tidak bisa menampung lagi. Ditambah pendangkalan. Galian sirtu (pasir dan batu) di sekitar sungai sekitar juga cukup banyak. Selain itu banyak kebun di wilayah atas aliran sungai. Hutan belantara sudah banyak ditebas yang fungsinya untuk daerah resapan air hanya dipenuhi pohon kelapa sawit, jadi mana daerah yang rendah itu lah yang terkena dampaknya,” kata Bachtiar, Rabu (13/2).
Salah satu solusi agar banjir di Long Ikis bisa teratasi adalah pembangunan Bendungan Lambakan. Sebab, bisa menampung luapan air dari hulu dan mengalirkan ke Muara Telake. Namun, harus bersabar karena pembangunan diperkirakan baru dimulai 2020.
Saat ini, selain Long Ikis, ibu kota Kecamatan Tanah Grogot juga sedang waswas dilanda banjir. Meskipun hanya beberapa jam setelah hujan deras. Belum lama ini, Pemkab Paser menggelar rapat bersama seluruh instansi terkait.
“Untuk banjir di kota pun kita tidak ada anggaran khusus, hanya Rp 200 juta tahun ini untuk pembuatan parit di Jalan Cipto Mangunkusumo. Sebab, tidak ada yang memperkirakan curah hujan tinggi di tahun ini,” tuturnya.
Berbeda tahun lalu, setelah 2017 Kota Tana Paser cukup sering dilanda banjir dadakan, DPUTR Paser menganggarkan Rp 3 miliar untuk pembersihan dan pembuatan drainase di tiga titik saluran air yang rawan buntu menuju ke Sungai Kandilo. Warga pun diminta rajin menggelar gotong royong, membantu membersihkan parit di sekitar pemukiman masing-masing. Khusus parit di pinggir jalan, DPUTR bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser sempat menurunkan alat berat agar bisa membukanya.
“Khusus saluran drainase di ibu kota, sebenarnya sudah ada masterplan-nya di Bappeda. Kami pun pada 2018 lalu menganggarkan berdasarkan masterplan tersebut,” lanjutnya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser Romif Erwinadi menuturkan, semakin banyak pemukiman dan tidak berimbanganya daerah resapan air di ibu kota, menjadi salah satu penyebab banjir saat curah hujan tinggi.
Dia menyayangkan mudahnya diterbitkan izin kawasan perumahan tanpa mempersiapkan faktor lingkungan. Seperti penyediaan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST). Sebab, sumbangan sampah rumah tangga yang berujung ke parit, sangat berdampak pada aliran air. Di samping itu pengecoran fondasi yang menghilangkan tanah sebagai daerah resapan air turut menjadi penyebab.
“Apalagi banyak rumah yang sekarang dibangun di daerah rawa. Solusinya, ya, mungkin pembersihan parit lingkungan masing-masing, atau pembuatan folder semisal di kawasan Perumahan BTN Jone yang paling parah kondisinya,” ujar Romif.
Rapat OPD pada 8 Februari lalu menghasilkan beberapa poin. Seperti, camat Tanah Grogot, lurah Tanah Grogot, dan kepala desa yang wilayahnya terdampak banjir agar aktif bergotong-royong membersihkan saluran air.
Kemudian, akan dilakukan normalisasi saluran air oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan serta Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Paser. Lalu, penganggaran normalisasi saluran air mengacu masterplan drainase kota Tana Paser akan dilaksanakan untuk tahun Anggaran 2020. ( rud/jib/dwi/k18/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: