bontangpost.id – Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Samarinda menunjukkan komitmennya memacu industri kecil menengah (IKM) di Kaltim untuk terus meningkatkan kualitas diri.
Komitmen ini terimplementasi dalam diseminasi pemanfaatan teknologi industri dan kekayaan intelektual. Yang digelar di ruang rapat Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar), Rabu (31/3/2021) pagi.
Ini merupakan agenda kolaborasi antara Baristand Samarinda dan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop-UKMP) Bontang. Kegiatan ini melibatkan 25 pelaku IKM yang bergerak di bidang pangan.
Kepala Baristand Industri Samarinda Cahyadi menyebut kegiatan ini dihelat untuk memberikan penguatan dalam sisi teknologi dan kekayaan intelektual kepada pelaku IKM di Bontang. Sebagai kepanjangan tangan dari Kementerian Perindustrian, Baristand Samarinda berperan dalam memperkuat industri yang ada di Kaltim-Kaltara.
”Dan di awal tahun 2021 ini kami berkolaborasi dengan Pemkot Bontang,” bebernya.
Dikatakan Cahyadi, dua hal itu memang menjadi sorotan. Pasalnya, di banyak daerah, bukan cuma di Bontang, pemanfaatan teknologi dan melek kekayaan intelektual masih minim.
Misalnya dalam pemanfaatan teknologi, bila pelaku IKM sadar, dampaknya bisa sangat besar. Bukan cuma meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Pun bisa menekan biaya produksi. Sehingga, membuat produk IKM semakin kompetitif di pasaran.
”Sebenarnya kami mau membuka cakrawala pelaku IKM. Memanfaatkan teknologi itu penting sekali. Jelas itu menguntungkan mereka,” tegasnya.
Untuk memperoleh teknologi terkini, beberapa pelaku IKM memang butuh akses permodalan. Di sinilah juga peran Baristand. Memberikan mereka pemahaman perihal teknologi apa yang dibutuhkan, sesuai dengan bisnis yang dilakoni. Pun membuka jalan bagaimana mengakses modal.
”Mereka bisa konsultasi dengan kami. Intinya mereka mau dulu untuk menaikkan kualitas,” ungkapnya.
Kemudian untuk kekayaan intelektual, ini pun tak kalah penting. Dengan merek yang jelas, produk IKM nantinya mudah dikenali di pasaran. Ini juga untuk menghindari kemungkinan merek pelaku IKM diklaim pihak lain. Sebabnya, Baristand Samarinda mendorong pelaku IKM Bontang mendaftarkan mereknya secara resmi.
”Jangan sampai ada kejadian merek diklaim orang lain. Ini sering sekali terjadi. Cuma karena merek mereka tidak resmi,” tegasya.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan Cahyadi untuk mengenalkan peran Baristand. Menjadi satu-satunya di Kaltim, mereka berada langsung di bawah komando Kementerian Perindustrian. Bertugas memberikan pendampingan, penguatan penelitian dan pengembangan teknologi industri.
Sementara, Kadiskop-UKMP Bontang, Asdar Ibrahim mengatakan, dalam diseminasi ini pihaknya sengaja menghadirkan pelaku IKM. Sebab menurutnya, selama pandemi ini, kondisi IKM relatif stabil. Diawal pandemi memang mengalami kontraksi, namun belakangan mereka mulai tahu cara menyiasati kondisi. Adapun di Bontang, tercatat 1.434 pelaku IKM. Hanya sekitar 50 yang punya merek. Itupun tak semua didaftarkan ke Baristand.
Asdar menegaskan, bila pelaku IKM ingin ”naik kelas” maka ini erat kaitannya dengan merek yang mapan, dan penggunaan teknologi terkini. Melalui diseminasi ini, dia berharap pelaku IKM Bontang menyadari benar dua hal ini, juntrungnya, bisnis mereka bisa berkembang. Dan menjadi penggerak ekonomi di Bontang.
”Kami juga teken MoU dengan Baristand. Jadi kalau ada pelaku IKM mau mendaftarkan mereknya, bisa dibantu mereka,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post