BONTANG – Partai politik di Bontang mulai kembali memanaskan mesin. Selepas Pemilu 2019, sudah dinanti pemilihan kepala daerah (pilkada) yang bakal dilangsungkan tahun depan.
Sejumlah partai politik pun mulai melakukan komunikasi. Salah satunya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Yang mengklaim sudah berkomunikasi dengan PDIP dan PPP.
Dikatakan Ketua DPC PKB Bontang Basri Rase, komunikasi tersebut memang baru sebatas pembentukan fraksi di DPRD Bontang. Namun, tidak menutup kemungkinan bakal berlanjut di pilkada.
PKB yang mengantongi tiga kursi sejatinya bisa membentuk fraksi sendiri. Namun, kata Basri, pihaknya tetap membuka ruang bagi partai maupun fraksi lain untuk bergabung. “Kami pasti welcome. Semakin banyak, semakin senang lah bagi kami,” ucapnya.
Di sisi lain, dia menuturkan bahwa tergabung dalam satu fraksi memang bukan jaminan bisa memberikan tiket melaju ke pilkada. Dia berkaca saat masih menjabat ketua DPC Hanura Bontang. Hanura yang memiliki tiga kursi ditambah dua kursi dari PDIP, sejatinya bisa mengusung pasangan. Namun, Basri yang akhirnya mendampingi Neni Moerniaeni dan memenangi kontestasi, justru maju melalui jalur independen.
Sementara, jika pada periode 2019-2014 PKB benar membentuk satu fraksi dengan PDIP (2 kursi) dan PPP (2 kursi), maka total mengantongi tujuh kursi. Melebihi syarat untuk mengusung pasangan calon, yakni lima kursi.
“Mungkin habis lebaran atau pelantikan DPRD Bontang akan semakin mengerucut. Karena masih banyak (yang berkomunikasi) ini. Ada PAN, Hanura, Berkarya, Nasdem dan lainnya. Masih dinamis lah,” jelasnya.
Kemungkinan untuk berkoalisi memang cukup terbuka. Terlebih ketiga partai tersebut juga tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja di tingkat pusat.
“Jadi lebih dekat. Tidak menutup kemungkinan bisa saja jadi perahu. Karena politik itu sangat dinamis,” ujar pria yang juga wakil wali kota Bontang itu.
Basri sendiri mengaku siap maju sebagai wali kota. Namun, dia menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme partai. “Kalau partai mau saya yang maju, saya siap lahir batin,” tegasnya.
Ditanya mengenai pendamping, Basri mengatakan hingga kini masih disurvei. “Kriterianya yang paling utama etika dan moral. Sebagai orang politik saya juga tidak munafik untuk mengarah ke sana (calon wali kota), ” katanya lagi. (Arsyad Mustar)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: