Pembelian Pertalite di SPBU Tanjung Laut akan menggunakan QR code, setelah dicabutnya sanksi penghentian sementara distribusi BBM bersubsidi di tempat tersebut.
bontangpost.id – Sanksi berupa penyetopan pengiriman sementara BBM jenis Pertalite di SPBU Tanjung Laut akan berakhir akhir bulan ini. Pendistribusian kembali dilakukan awal September nanti.
Hanya saja, untuk pembelian kabarnya harus menggunakan QR code, baik pengendara roda dua atau empat. “Terkait QR ini ranahnya Pertamina. Bulan September diaplikasikan di SPBU Tanjung Laut. Nanti, ada petugas yang membantu,” kata Kabag Perekonomian dan SDA Setkot Bontang Moch Arif Rochman.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris, meminta agar penggunaan skema baru pembelian Pertalite perlu disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat. Sebab, tidak semua warga melek teknologi skema tersebut.
Akan tetapi menurutnya, penggunaan skema ini tujuannya baik. Sebagai pengawasan agar tidak ada oknum yang melakukan pengetapan atau penimbunan BBM bersubsidi ini. Mengingat sistem bisa membaca jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
“Supaya bisa terdeteksi jejak pembelian konsumen. Tetapi, perlu ada sosialisasi dan uji coba,” ucapnya. “Jangan sampai aturan baru ini justru memperpanjang antrean. Akibatnya, ruas jalan sekitar SPBU malah macet,” sambungnya.
Selain itu, ia meminta pemkot untuk melakukan pemetaan terkait berapa kebutuhan BBM jenis Pertalite setiap tahunnya. Mengacu jumlah pemilik kendaraan di Bontang dengan sebaran SPBU di Bontang.
“OPD terkait, Pertamina, dan pemilik SPBU harus duduk bersama dulu. Jangan sampai langkah yang baru ini justru mengganggu aktivitas lain karena antrean panjang,” sebutnya.
Sebelumnya, Bagian Perekonomian dan SDA Setkot telah memanggil pemilik SPBU Tanjung Laut terkait rencana ini. Diketahui, langkah penghentian sementara pengiriman Pertalite di SPBU Tanjung Laut diambil oleh Pertamina. Pasca ditemukan kasus dugaan kongkalikong pengetapan oleh oknum operator SPBU. Penghentian itu diberlakukan sejak 25 Juli lalu.
Kasus penimbunan Pertalite yang dilakukan salah seorang pengetap di Bontang terkuak. Hingga akhirnya turut menyeret tiga operator SPBU, dan satu pengawas. Kasat Reskrim Polres Bontang Iptu Hari Supranoto mengatakan, pengetap kerap mengisi BBM jenis jenis Pertalite berulang-ulang setiap harinya.
Tersangka menggunakan mobil dengan tangki yang sudah dimofidikasi, sekali pengisian, pengetap tersebut bisa mengumpulkan 40 sampai 60 liter. Padahal diketahui, bahwa Pertamina telah menerapkan sistem electronic data capture (EDC) ke seluruh SPBU. Hal itu untuk mengatur pembelian BBM di masyarakat.
“Oleh karena itu, kami juga menangkap pengawas. Karena yang bersangkutan mengetahui sistem EDC terintegrasi dan terinput langsung ke komputer juga,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: