Amri Sebut Dikelola Bontang Investindo
BONTANG – Direktur PT Bontang Transport Andi Amri membantah pihaknya disebut ikut andil dalam proyek bengkel di Samarinda yang gagal beroperasi. Menurutnya, proyek tersebut murni inisiatif mantan Direktur Perusda Aneka Usaha dan Jasa (AUJ) Dandi Anggono.
Amri menerangkan bahwa untuk membangun bengkel di Kota Tepian, perusda menunjuk PT Bontang Investindo. Baik PT Bontang Transport dan PT Bontang Investindo merupakan unit usaha perusda.
Amri menegaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya hanya mengelola bengkel yang terletak di kilometer 6. “Sampai sekarang masih tetap beroperasi. Kami sudah masuk tahun kedua bekerja sama dengan beberapa SKPD,” terangnya.
Amri mengaku bahwa sejak awal pihaknya sudah mengingatkan bahwa pembukaan bengkel di Samarinda tidak ada di rencana bisnis perusda. “Saya paling pertama protes. Apalagi ada dua jenis usaha yang sama tapi dikelola oleh perusahaan berbeda,” tegasnya.
Terkait pembukaan bengkel di Bontang, Amri menyebut menerima dana Rp 1 miliar dari Perusda AUJ. Namun, yang benar-benar digunakan sebesar Rp 700 juta. “Tidak semuanya diterima. Ada potongan dari perusda,” terangnya.
Dijelaskan Amri, dirinya salah satu orang yang keberatan saat bengkel tersebut akan dibuka di Samarinda. Pertama, lantaran tidak sesuai dengan rencana bisnis perusda, kedua PT Bontang Investindo yang ditunjuk sebagai pengelola, tidak memiliki sejumlah persyaratan izin perbengkelan.
“Mulai dari izin usaha perbengkelan, seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (amdal, Red.) dan izin-izin lain. Saya pun enggak tahu awal mula Perusda buka bengkel di Samarinda. Ini yang sempat membuat hubungann saya dengan Pak Dandy tidak baik karena saya protes terhadap usaha bengkel di sana,” ungkapnya.
Karenanya, ia merasa heran perusahaan yang dipimpinnya disoroti, apalagi dana yang lebih besar digelontorkan dari perusda AUJ diperuntukkan PT Bontang Investindo. Yang menurutnya tidak jelas pelaporannya. “Kalau kami dari Bontang Transport bisa pertanggung jawabkan karena ada pekerjaan yang kami perlihatkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia juga menjawab informasi soal bengkel di Jalan S Parman yang sepi aktivitas, bahkan dianggap tak beroperasi. Saat tahun 2016, bengkel tersebut banyak mengerjakan perbaikan kendaraan oleh sejumlah kendaraan SKPD.
Namun akibat defisit anggaran yang dialami Pemkot Bontang, sehingga sejumlah kegiatan di sejumlah SKPD dipangkas, akhirnya berimbas pada anggaran perawatan kendaraan operasional.
“Tetapi tetap ada beberapa yang kami layani. Itu tentu tidak setiap hari. Karena tidak semua aktivitas perbaikan misalnya kendaraan berat kami lakukan di bengkel itu. Kami biasanya lakukan di lahan yang cukup besar yang sudah kerjasama dengan kami. Kalau kendaraan turun mesin, ada lahan di depan RSUD Taman Husada yang kami gunakan untuk perawatan kendaraan berat,” tandasnya.
Terpisah Plt Direktur Perusda AUJ Sony Suwito membernarkan bengkel yang gagal beroperasi di Samarinda tidak dikelola oleh PT Bontang Transport, melainkan dikelola oleh PT Bontang Investindo yang juga merupakan salah saatu anak perusahaan Perusda AUJ. “Bukan punya Bontang Transport, yang kelola Bontang Investindo. Sama-sama di bawah Perusda AUJ. Yang di Samarinda itu yang gagal,” ungkapnya.
Pun begitu, Kepala Badan Kesetuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bontang itu tidak begitu mengetahui penyebab bengkel tersebut gagal beroperasi. Pasalnya, kucuran dana segar yang digelontorkan Perusda dilakukan semasa kepemimpinan Dandi Priyo Anggono, yang kini menjadi salah satu target Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan Negeri Bontang dalam dugaan kasus korupsi di tubuh Perusda AUJ.
“Nah soal kenapa bisa gagal saya enggak tahu, karena itu kan manajemen terdahulu. Saya enggak tahu apakah gagal karena dikelola tidak serius atau perencanannya yang kurang matang,” ungkapnya.
Lantas apakah total investasi berkisar Rp 500 juta, Sony menjawab ia tak mengetahui angka pasti dana yang digelontorkan untuk bengkel tersebut. Namun ditaksir kurang lebih sekira Rp 500 juta, diperuntukkan biaya sewa dan operasional. “Angka pastinya saya tidak tahu, hanya dapat laporan bengkel gagal operasi,” pungkasnya. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post