bontangpost.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie menggelar webinar sharing pengalaman bersama penyintas Covid-19, pekan lalu. Dari kegiatan ini, terungkap banyak pengalaman berharga yang dapat dibagi ke masyarakat bagaimana menyikapi dan menghadapi Covid-19.
Direktur RSUD AW Sjahranie, dr David Hariadi Masjhoer menjelaskan webinar digelar atas idenya saat bertemu tim Satgas Penanganan Covid-19 dan menemui beberapa temannya di rumah sakit yang sembuh.
“Mereka yang sembuh (dari covid-19) lebih semangat dan percaya diri. Nah, menurut saya, ini pengalaman yang sangat berharga dan pantas dibagikan,” ujar dr David.
Menurut dr David, membagi pengalaman sembuh dari covid-19, dapat menjadi suatu hal yang mencerahkan bagaimana menghadapi virus corona. “Tentunya orang-orang yang berjuang menghadapi covid-19 memperoleh pengalaman pribadi yang sangat nyata bagaimana berdampingan dengan virus ini,” kata dr David. Dari catatan dr David, terdapat 60 pegawai rumah sakit positif Covid-19 dan 3 tenaga kesehatan meninggal dunia. Hal ini menjadi catatan buruk dan diharapkan tidak terjadi lagi.
Webinar ini dipandu oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD AWS dr Nurliana Adriati Noor. Salah satu penyintas Covid-19 yang membagi pengalaman adalah dr Dieni Azra, Sp PD dokter spesialis penyakit dalam.
“Saya mulai curiga, ketika ada pasien ICCU hasil swab terkonfirmasi positif covid-19. Tahu pasien terpapar hari Rabu dan diberi tahu kami hari Minggu. Sehingga diharapkan kami untuk diperiksa,” ujarnya. dr Dieni mengaku khawatir saat merasakan nyeri dan lemas, asmanya kambuh dan meriang serta nyeri tenggorokan. Keluhan ini dikira hanya karena cuaca panas dan minum es.
“Saya berpikir sederhana itu. Dan tidak berpikir terpapar covid-19,” katanya. Namun, dr Dieni mendapat kabar dari rekannya dokter patologi bahwa dirinya positif Covid-19. Ia pun panik dan sempat merasa stress.
“Tetapi, saya terbiasa bekerja dengan stress tinggi langsung mengatur dan koordinasi di rumah. Suami harus dimana dan anak-anak dipisah tidurnya. Saya ikuti prosedur telepon 112 bahwa saya lapor positif dan tanya apa yang harus dilakukan,” kata dr Dieni.
Pada malam hari pertama, dr Dieni merasakan stress tinggi, sesak napas dan demam serta diare yang menjadi gejala Covid-19. “Saya berusaha mengalihkan, asma ini bukan Covid-19. Alhamdulillah, saya juga langsung beritahu keluarga ke kakak-kakak saya. Mereka beri support yang luar biasa,” ujar dr Dieni.
Pagi harinya, dr Dieni juga meminta doa dari ibunya berusia 59 tahun. Ia juga mulai pola hidup sehat dengan tidur terpisah, berjemur dan tak menggunakan mesin pendingin udara AC. “Kamar saya penuh sinar matahari. Dan asma saya, saya yakin ada fisioterapi nya. Selain pakai obat-obatan, saya fisioterapi dengan browsing, akhirnya ada Yoga yang simpel bisa meringankan sesak napas,” katanya.
Selain melakukan gerakan Yoga, dr Dieni juga konsumsi vitamin C, B3 dan minyak kayu putih. Di baju, bantal dan ruangan dilumuri bau minyak kayu putih.
“Saya juga mulai rajin ibadah menghafalkan surat-surat pendek. Memperbanyak sholat sunnah dan mengaji. Itu yang membuat kita tenang. Dan lebih penting lagi support dari teman-teman,” kata dr Dieni untuk penyembuhan dirinya dari Covid-19.
Pengalaman soal sembuh dari Covid-19 sebelumnya juga dikisahkan oleh Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi. Dilansir prokal.co pada 27 Juli 2020 lalu, Hadi menjelaskan, dalam masa isolasi mandiri ini ia mengubah beberapa kebiasaan. Salah satunya adalah sarapan pagi. “Yang saya ubah selama ini adalah kebiasaan buruk tidak sarapan. Sekarang rajin sarapan pagi. Menunya tidak ada yang khusus, nasi goreng atau nasi dengan telur mata sapi,” kata Hadi.
Berbagai kegiatan pun dilakukan untuk mengisi waktu selama isolasi diri. Juga untuk menunjang agar pemulihan lebih cepat. Hadi mengatakan, setiap pagi dia tidak lupa untuk sarapan. Setelah sarapan, lelaki 52 tahun itu berjemur di pekarangan rumahnya. Sembari melakukan olahraga ringan, dari basket, sepeda, ataupun treadmill.
Tidak ada makanan khusus yang dikonsumsinya selama masa isolasi mandiri tersebut. Namun, seperti yang disarankan tenaga medis, Hadi mengonsumsi suplemen untuk mendorong pemulihannya. Sehari tiga kali suplemen ini dikonsumsi mulai pagi, siang, dan malam. Kondisi tubuhnya pun tetap fit. Meski sementara tidak lagi bekerja di kantor gubernur, Hadi tetap melakukan beberapa pekerjaan yang tersisa dan bisa dilakukan dari rumahnya. Meski begitu, diakui bahwa pekerjaan lebih luang daripada biasanya. Sebab, surat-surat yang diterima tidak banyak seperti sebelumnya.
Melakukan pekerjaan dari rumah, disebut Hadi, bukan hal baru. Sebab, sebelumnya dia pun sering membawa pekerjaan yang belum selesai ke rumahnya. “Kalau pekerjaan, dari dulu selalu ada saja yang dibawa ke rumah. Jadi, tidak ada masalah,” ucap Hadi.
Kisah Hadi memulai isolasi mandirinya terjadi pada 15 Juli 2020. Saat itu, kepada awak media, Hadi mengonfirmasi dirinya tengah menjalani isolasi mandiri di rumah. “Ya, saya positif Covid-19, tetapi alhamdulillah kondisi fisik saya sehat-sehat saja,” terang Hadi dalam pesan WhatsApp pada 15 Juli 2020 sore. (pro/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: