KASUS demam berdarah dengue (DBD) ditemukan hampir di semua kelurahan di Bontang selama dua bulan pertama 2019. Malahan, demam dengue tercatat terjadi di semua kelurahan di Bontang tanpa terkecuali. Berebas Tengah dan Tanjung Laut di Bontang Selatan tercatat menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD di antara kelurahan-kelurahan lainnya.
Merujuk data Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang, hingga pekan keempat Februari, di dua kelurahan tersebut telah terjadi 24 kasus positif DBD. Diikuti Kelurahan Api-Api, Bontang Utara di tempat ketiga dengan 15 kasus. Dari total keseluruhan 148 kasus DBD yang terjadi di Bontang di awal 2019.
“Tiga kelurahan terbanyak DBD yaitu Tanjung Laut, Berebas Tengah, dan Api-Api. Sampai minggu ke-8 tahun 2019, masih ada laporan DBD dari Berebas Tengah dan Api-Api, sedangkan di Tanjung Laut belum ada laporan,” papar Adi Permana selaku Kasie Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan Wabah Bencana Diskes Bontang.
Dijelaskan, pada survei lapangan dalam rentang 2017-2018, pihaknya menemukan fakta kasus DBD terjadi di lokasi yang sama. Misalnya di Berebas Tengah, didapati bila kondisi kebersihan lingkungannya tidak baik dan memungkinkan jentik nyamuk berkembang. Khususnya di gang-gang bagian bawah dan juga daerah pasang surut.
“Untuk gang-gang yang berada di bawah, di situ kondisinya sangat rapat. Jalannya sempit. Sampah juga tidak dimobilisasi dengan baik,” terangnya.
Hal ini diperparah kondisi distribusi air bersih PDAM yang tidak lancar setiap hari. Karena tidak lancar, warga lantas menampung air. Penampungan air ini memungkinkan tempat berkembangnya nyamuk. Apalagi pada rumah-rumah kontrakan tidak disediakan tandon dan hanya drum untuk menampung air.
“Jadi mereka banyak menampung dengan drum. Persoalannya, drum itu ditutup pakai papan, tidak rapat dan masih menyisakan celah. Apalagi drum bekas pabrik yang bagian atasnya dibelah setengah. Karena kalau ada celah sedikit saja, nyamuk bisa masuk. Bahkan nyamuk terlindungi dari matahari,” urai Adi.
Sementara itu Kasie Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, Jamila Suyuthi menuturkan, untuk mengurangi jumlah kasus DBD, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mutlak diperlukan. Karenanya, dia mengimbau masyarakat untuk selalu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Khususnya dalam mencegah adanya jentik nyamuk di lingkungan rumah.
“Kami berharap ada kesadaran dalam perilaku masyarakat, untuk mau berperilaku hidup sehat. Mengendalikan vektor (penyebab) DBD dari rumah masing-masing. Jangan mau kalah sama nyamuk,” ungkap Jamila. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post