BONTANG – Ancaman mewabahnya demam berdarah dengue (DBD) menyasar Kota Taman. Data menunjukkan, sejak Januari hingga pertengahan Maret ini, sudah ada 70 kasus penderita.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang Diana Nurhayati mengatakan, meski termasuk tinggi, angka kasus tersebut tergolong masih aman. Mengingat grafik tiap bulannya belum mendekati pola maksimal kasus DBD selama enam tahun belakangan.
“Kondisi masih aman. Masih rendah dibandingkan pada 2016 lalu,” kata Diana, kemarin (13/3/2020).
Berdasarkan data, pada Januari 2016, terdapat 57 kasus DBD. Bulan berikutnya 54 kasus dan Maret turun menjadi 24 kasus. Meski lebih rendah kasusnya dibandingkan 2019 lalu, namun tingkat kematian DBD di 2016 adalah yang tertinggi. Yakni menelan 11 korban meninggal. Dari data pula diketahui jika Berebas Tengah menjadi kelurahan dengan tingkat kasus tertinggi. Disusul Kelurahan Gunung Elai, Apiapi, dan Loktuan. (selengkapnya lihat grafis).

“Kami minta warga untuk tetap waspada. Pasalnya beberapa daerah lain di Indonesia, angka DBD mulai meninggi,” ujarnya.
Bentuk kewaspadaan yakni dengan mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), dan pelayanan kesehatan. Tak hanya itu, seluruh fasilitas kesehatan diingatkan untuk menggelar penyuluhan dan pemantauan jentik secara rutin.
“Supaya kasus DBD dapat terkendali,” sebutnya.
Jika terdapat kasus, Puskesmas melakukan survei lapangan terlebih dahulu. Selanjutnya bila kondisi sanitasi kotor maka diperlukan kegiatan bersih lingkungan oleh masyarakat. Tujuannya untuk memusnahkan jentik nyamuk. Langkah berikutnya yakni dengan melakukan pengasapan (fogging) area di lokasi terdapat kasus.
Warga pun harus mewaspadai tempat genangan air di lingkungan sekitar. Meliputi daun kering, tatakan dispenser, vas bunga, talang air, hingga sampah plastik yang dapat menampung air.
Lurah Berebas Tengah Mustamin membenarkan kasus DBD selama tiga bulan ini paling tinggi dibandingkan kelurahan lainnya. Upaya sosialisasi untuk pencegahan DBD terus ditingkatkan. Selain itu, warga telah diminta untuk menjaga kebersihan. Salah satunya yang menjadi penekanan ialah rutin membersihkan saluran drainase.
“Karena memang ada genangan air di lokasi yang terdapat kasus,” kata Mustamin.
Kendala selama pembersihan ialah sebagian saluran air tertutup secara permanen. Lingkungan yang terdapat kasus DBD yakni RT 8, 53, dan 59. Ia menuturkan sebenarnya RT 8 termasuk kawasan bersih. Terdapat tumbuhan TOGA di lingkungan itu. Sementara dua RT lainnya merupakan kawasan permukiman di atas laut.
“Artinya DBD ini bisa menyerang kawasan manapun. Harus diwaspadai dengan menjaga kebersihan lingkungan,” pungkasnya. (*/ak/rdh)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda