bontangpost.id – Pemkot Bontang berhasil mendapatkan Piala Adipura Kencana 2022. Namun demikian penanganan sampah masih menyisakan permasalahan. Sebab saat ini warga harus membuang sampah ke tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Padahal sebelumnya tempat pembuangan disediakan di tepi jalan yang menjadi rute pengambilan oleh truk sampah.
Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Agus Haris mengatakan memang untuk pembuangan di tepi jalan itu menyebabkan situasi menjadi kumuh. Pandangan mata dan aroma yang tak sedap juga mengganggu pengendara yang melintas di sejumlah titik. Akan tetapi Pemkot Bontang harus mencari solusi yang tepat.
“Menurut saya harus ada skema penanganan sampah yang baik,” kata dia.
Politikus Partai Gerindra ini menyarankan agar pengelolaan sampah dilakukan di lingkup lingkungan terkecil. Pemkot harus memfasilitasi minimal dua RT diberikan satu kendaraan pengangkut sampah beroda tiga. Kendaraan itu nantinya mengangkut sampah tiap warga.
“Harus diberikan fasilitas. Itu juga bisa dibentuk pokmas. Nah peran pokmas nanti bisa sebagai pemilah sampah yang bisa didaur ulang atau tidak,” ucapnya.
Hasil pengelolaan sampah yang bisa didaur ulang menjadi pemasukan dan pembiayaan operasional pokmas. Setelah diangkut menggunakan kendaraan roda tiga, sampah langsung diarahkan ke truk. Ia berharap tiap kelurahan disiagakan satu unit.
Disinggung mengenai faktor dipusatkannya pengambilan sampah di TPST untuk meminimalisasi anggaran pembelian BBM, ia pun memandang berbeda kebijakan pemkot. Menurutnya untuk pelayanan masyarakat yang mendasar memang harus difasilitasi oleh pemkot. Artinya dengan penambahan armada yang berpotensi membengkaknya biaya BBM tak jadi soal.
“Kalau harus 10 miliar rupiah digelontorkan ya tidak masalah. Ini pelayanan jangan berhitung-hitung,” tutur dia.
Permasalahan dengan skema di atas yang berbeda dengan situasi sebelumnya ialah pembuangan sampah tidak dilakukan di median jalan. Tetapi terstruktur dengan kelibatan warga kemudian diangkut menuju TPA oleh armada di tiap kelurahan.
Baca juga; Di Balik Prestasi Adipura Kencana, Pasukan Kuning Keluhkan Banyak Warga Buang Sampah Sembarangan
Baca juga; Dianggap Menganggu Estetika, DLH Cabut Tong Sampah di Pinggir Jalan
Sebelumnya Kota Bontang menerima penghargaan Adipura Kencana dari Kementrian Lingkungan Hidup, di Auditorium Dr Soejarwo, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup di Jakarta, Selasa (28/2).
Penghargaan Adipura Kencana tersebut sebagai simbol kota paling bersih di Indonesia. Hal inipun mendapat sambutan hangat dan gembira dari pasukan kuning.
Kerja keras para pahlawan kebersihan berbuah manis. Di saat yang lain masih di bawah selimut, personel pasukan kuning sudah berada di jalan pada pukul 05.30 untuk menyapu ruas demi ruas jalanan.
Tak terkecuali Arniah. Seorang wanita berusia 56 tahun yang mengabdikan diri sebagai petugas kebersihan selama 15 tahun itu membuatnya acap kali bangga dengan prestasi yang ditorehkan Kota Bontang perihal kebersihan lingkungan. Menurut wanita yang bermukim di Kelurahan Guntung ini, raihan penghargaan dari pemerintah pusat sudah lebih dari cukup untuk membayar jerih payahnya bersama rekan-rekan pasukan kuning lainnya selama ini.
“Bontang dapat piala itu saja sudah cukup membuat senang. Bagi saya pribadi, dengan prestasi itu membuat saya semakin semangat menyapu setiap hari,” ucapnya.
Namun, belasan tahun mengabdikan diri, kata Arniah tingkat kesadaraan masyarakat Bontang masih belum maksimal dalam menjaga kebersihan ingkungan. Pasalnya masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya. “Ya dukanya itu sih. Karena, sudah berulang kali saya ingatkan tapi, tetap saja ada yang buang sampah,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: