BONTANG – Sebanyak 792 surat keterangan (Suket) telah dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Bontang. Hal ini lantaran stok blangko KTP-El telah habis.
Kepala Bidang Pelayanan dan Pendaftaran Penduduk (Dafduk) Disdukcapil Bontang, Mohamad Karnadi mengatakan, sebelumnya blangko yang tersedia sekitar 2 ribu keping. Namun selama dua minggu terakhir, blangko tersebut kosong.
Sebab itu, pihaknya harus mengeluarkan suket sebagai identitas sementara. Surat yang berlaku selama 6 bulan ini bisa digunakan warga dalam mengurus keperluannya, seperti urusan perbankan. “Sampai sekarang itu sudah 792 suket yang kami keluarkan,” ungkapnya saat ditemui di kantor Disdukcapil Bontang, Jalan Awang Long, Kamis (27/6/2019).
Permintaan warga yang ingin mencetak KTP-El ini cukup tinggi. Dalam sehari, sekira 60-70 orang mendatangi Disdukcapil dengan berbagai macam keperluan, seperti KTP-El rusak, pergantian status dan pindah kota. “Paling banyak itu sehari sampai 100 orang,” ucapnya.
Dijelaskannya, sebulan sebelum habis, pihaknya telah mengajukan permohonan permintaan blangko ke Disdukcapil Kaltim itu sekira 3 ribu keping untuk mengantisipasi kekosongan. Namun, hal sama juga terjadi di Pemerintah Provinsi. Sehingga pihaknya pun mengajukan ke Kementerian Dalam Negeri. “Sekarang Bu Kadis lagi di Jakarta, sedang meminta ke Kemendagri, semoga saja cepat diberikan,” ujarnya.
Dia mengatakan, kondisi ini tidak hanya dirasakan di Bontang. Tetapi juga dialami oleh beberapa daerah di Kaltim. Pihaknya juga belum bisa menjawab apa penyebab pendistribusian blangko dari kementerian ini lamban. “Enggak tahu juga ini kenapa kosong,” ucapnya.
Ditambahkan Kasi Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Disdukcapil Bontang, Thamrin mengatakan pihaknya memperkirakan, banyaknya warga yang ingin mencetak KTP-El ini bukan karena faktor tingginya pendatang. Namun, banyaknya permintaan warga yang ingin mengganti KTP-Elnya yang rusak.
“Kami tidak bisa memberikan data pastinya permintaan ini, karena kalau suket belum bisa di-input, tapi paling banyak itu karena KTP rusak,” ujarnya. (zaenul)





