SANGATTA – Bupati Kutim Ismunandar, mengatakan bahwa daerahnya merupakan kawasan yang sangat mengundang minat para pendatang dari luar untuk mengais rejeki.
Ia menolak jika ada yang mengatakan penurunan kemiskinan di Kutim tidak signifikan. Pasalnya jika dilihat dari struktur penduduk di daerahnya, lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Hal tersebut dikarenakan banyak dari pendatang yang masuk untuk mengadu nasib.
Oleh karena itu, Kutim dapat disebut sebagai “surganya” bagi pengentasan kemiskinan daerah lain. Demikian yang disampaikan saat membuka Seminar Hari Statistik Nasional, di Kantor Bupati Kutim pada, Selasa, (2/10).
“Banyak pendatang ke sini mencari pekerjaan. Kutim ini banyak juga perantaunya mengadu nasib,” terangnya.
Ismu menjelaskan, banyak penduduk daerah lain yang datang ingin mencari kerja di wilayah yang dipimpinnya. Sementara ketika ada pendataan di desa dan kecamatan, mereka tidak memiliki pekerjaan dan tidak berpenghasilan, maka masuklah menjadi data penduduk miskin.
“Hal tersebut yang menyebabkan penurunan angka kemiskinan yang dibilang tidak signifikan,” pungkasnya.
Bahkan menurutnya, berbeda dengan daerah lain, Kutim tidak mengharuskan pendatang yang masuk untuk menyerahkan jaminan. Seperti daerah yang mewajibkan pendatang menyerahkan jaminan berupa uang, sehingga jika tidak berhasil mendapat pekerjaan atau melakukan hal negatif, maka uang jaminan tersebut yang digunakan untuk memulangkannya.
“Berbeda dengan beberapa daerah yang mengambil pungutan biaya pendatang,” jelasnya.
Besarnya angka kemiskinan dibandingkan dengan penurunannya yang tidak cukup besar, harus dilihat terlebih dahulu, bagaimana situasi dan kondisinya.
“Untuk Kutim, dalam tiga tahun terakhir saja, terhitung dari 2016 lalu, penambahan angka penduduk mencapai 2.000 orang tiap tahunnya,” terangnya.
Dari angka tersebut, terbanyak adalah pencari kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk pada awal terbentuknya kabupaten pada 1999, berjumlah 146 ribu jiwa. Kemudian pada sensus 2010 lalu mengalami peningkatan, sehingga jumlahnya mencapai 280 ribu jiwa. Sampai dengan 2017, tercatat jumlah penduduk sudah mencapai 416 ribu jiwa. “Kenaikan terus tejadi setiap tahunnya,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post