bontangpost.id – Gelombang panas yang ekstrem di India menyebabkan burung mengalami dehidrasi. Ribuan burung yang terbang di langit mengalami dehidrasi sehingga jatuh ke tanah.
Tim penyelamat di negara bagian Gujarat mengambil lusinan burung yang kelelahan setiap hari karena gelombang panas yang menyengat. Itu disebabkan tak ada sumber air bagi mereka.
“Tim penyelamat di negara bagian Gujarat barat India mengambil lusinan burung yang kelelahan dan dehidrasi yang berjatuhan setiap hari saat gelombang panas yang menyengat dan mengeringkan sumber air di kota terbesar di negara bagian itu,” kata dokter hewan dan penyelamat hewan seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat (13/5).
Ini adalah musim panas terpanas dalam beberapa dekade di India. Perdana Menteri India Narendra Modi memperingatkan meningkatnya risiko kebakaran.
Dokter di rumah sakit hewan yang dikelola oleh Jivdaya Charitable Trust nirlaba di Ahmedabad mengatakan mereka telah merawat ribuan burung dalam beberapa minggu terakhir. Dokter menambahkan bahwa penyelamat membawa lusinan burung terbang tinggi seperti merpati atau layang-layang setiap hari.
“Tahun ini adalah salah satu yang terburuk dalam beberapa waktu terakhir. Kami telah melihat peningkatan 10 persen dalam jumlah burung yang perlu diselamatkan,” kata tim penyelamat Manoj Bhavsar.
Dokter hewan di rumah sakit yang dikelola kepercayaan terlihat memberi makan burung tablet multi-vitamin dan menyuntikkan air ke mulut mereka menggunakan jarum suntik. Pejabat kesehatan di Gujarat telah mengeluarkan imbauan kepada rumah sakit untuk mendirikan bangsal khusus untuk serangan panas dan penyakit terkait panas lainnya karena kenaikan suhu.
Akibat gelombang panas ini mendorong para ahli terkemuka dalam mengukur efek perubahan iklim pada cuaca ekstrem. Pembakaran bahan bakar fosil dan perusakan hutan telah melepaskan cukup banyak gas rumah kaca ke atmosfer. Akibatnya terjadi banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan badai tropis.
“Tidak ada keraguan bahwa perubahan iklim mengubah permainan besar dalam hal panas yang ekstrem,” kata seorang ilmuwan di Institut Grantham Imperial College London, Friederike Otto, mengatakan kepada kantor berita AFP.
“Setiap gelombang panas di dunia sekarang menjadi lebih kuat dan lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia,” kata Otto dan rekan penulis Ben Clarke dari Universitas Oxford dalam laporan tersebut. (jawapos)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: