Kemarin (10/4), umat Kristiani memperingati Kematian Tuhan Yesus atau Isa Almasih. Namun, momentum ini tahun ini sedikit berbeda. Seluruh gereja di Kota Taman tidak menggelar kebaktian. Jemaat hanya bisa beribadah dari rumah.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
Tidak seperti biasanya. Di momen peringatan Jumat Agung tidak ada gereja di Bontang yang merayakan secara besar-besaran. Tarup yang biasanya terpasang di muka bangunan tempat ibadah itu tidak terbentang. Bahkan pintu gereja pun tertutup rapat. Sayup-sayup suara hanya terdengar di beberapa gereja yang melakukan siaran langsung.
Kondisi ini akibat pandemi global Covid-19. Pemerintah memberlakukan physical distancing. Sehingga jemaat diimbau untuk beribadah di rumah masing-masing. Tujuannya hanya satu, yakni memutus mata rantai penularan virus corona.
Salah satu gereja yang melakukan siaran langsung ialah Gereja Oikoumene Persekutuan Kristen Bontang (GOPKB). Gereja yang berlokasi di kompleks salah satu perusahaan ini hanya diisi oleh pendeta, beberapa pengurus, serta pelayanan gereja. Mereka mengambil peran masing-masing dalam akta liturgis yang telah disusun.
Pendeta GOPKB Reizky Immanuel Nussy mengatakan, di momen Jumat Agung ini tetap melangsungkan sakramen perjamuan kudus. “Jemaat sudah diarahkan pekan lalu untuk mempersiapkan sakramen,” kata pendeta yang akrab Eky ini.
Wujudnya berupa roti dan anggur perjamuan. Keduanya sifatnya tidak seperti biasanya. Jemaat pun bisa menggunakan biskuit sebagai ganti bila tidak dapat membeli hosti (roti atau wafer yang digunakan dalam ritual Ekaristi). Bentuknya secuil agar dihabiskan dalam satu arahan. Sementara anggur dapat dialihkan menjadi teh atau sirup dengan takaran sedikit. Sakramen ini dapat diikuti bagi jemaat yang sudah melakukan baptis dewasa atau sidi.
“Keduanya diletakkan di meja utama di ruang tempat ibadah keluarga. Sembari menyimak arahan hamba Tuhan,” ucapnya.
Selama ibadah, jemaat pun wajib memakai baju layak. Seperti saat menuju ke gereja. Kesakralan itu diciptakan dari pengaturan di rumah jemaat. Keseriusan dalam beribadah wajib tidak luntur. Meski jemaat hanya menyimak dari gadget maupun televisi yang terhubung dengan siaran di dalam gereja.
Sementara, Gereja Toraja Jemaat Imanuel Bontang justru melakukan penundaan sakramen perjamuan kudus. Pendeta di gereja tersebut Christiana Lebang menyebut keputusan ini berdasarkan hasil pembicaraan di tingkat klasis.
Diketahui Klasis Bontang Kutai Kaltim terdiri dari tujuh jemaat. Meliputi Jemaat Imanuel Bontang, Jemaat Kanaan Bontang, Jemaat Bukit Zaitun Bontang, Jemaat Efrata Bontang, Jemaat Sion Kanibungan Bontang, Jemaat Ararat Santan Ulu, dan Jemaat Ebenhaezer Tanjung Santan.
“Ada suratnya di klasis sudah kesepakatannya itu. Alasannya terkait sakral. Tepatnya memang ditunda,” ujarnya.
Menurutnya, sakramen ini mengacu pada perjamuan akhir yang dilakukan oleh Yesus dengan murid-murid-Nya. Momentum Jumat Agung ini mengingatkan jemaat untuk cinta Tuhan.
Jemaat pun dalam peringatan Jumat Agung ini dapat mengikuti liturgi ibadah dalam tayangan langsung dari badan pekerja sinode. Majelis gereja pun membagikan bahan liturgis jika pada keluarga ada yang belum menjangkau tayangan siaran streaming.
Selanjutnya, hari ini jemaat bakal melaksanakan ibadah Sabtu sunyi. Keesokannya (12/4), umat Kristiani akan merayakan Paskah. Pertanda kabangkitan Yesus dari kematiannya di atas kayu salib. (rdh/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post