Oleh Sunaryo Broto
(Karyawan Pupuk Kaltim Bontang, nomine Tokoh Kebahasaan 2019 kategori Penggiat Literasi Kaltim-Kaltara dan nomine Sastrawan Berdedikasi 2020 oleh Kantor bahasa Kaltim)
Akhirnya tuntas sudah Lomba Menulis Esai Popular dalam rangka HUT Pupuk Kaltim ke 43 dan diumumkan 5 Desember 2020. Temanya Peran Pupuk Kaltim dalam Mendorong Pariwisata dan Budaya kota Bontang dan Liputan tentang wisata yang menarik di Bontang. Sebagai juaranya adalah sebagai berikut:
Untuk setingkat siswa juara I adalah Milawati dari Mts Al-Ikhlas Bontang dengan judul esai Kepedulian Pupuk Kaltim dalam Mendorong Sektor Pariwisata Melalui Lomba Tourism Vlog Competition Visit Guntung.
Juara 2, Andi Muh. Zulkifli dari SMK Nusantara Mandiri Bontang dengan judul Bontang Kuala, Kampung di Atas Laut yang Eksotis. Juara 3, Rani Tunggal Dewi dari SMPN 3 Bontang dengan judul PT Pupuk Kaltim Perusahaan Kelas Dunia yang Menjadikan Malahing Kampung wisata pesisir yang indah.
Untuk 7 juara harapan yang lain, Fidyah Adelia Fitri (SMAN 1 Bontang), Shabina Aliifah Khan (SMP YPK), Isnaniah Mawati (SMA YPK), Hazizah Tausia Abdania (SMA YPK), Eka Putri Jenitasari (SMK N1 Bontang), Qolbiraini Azzahra Zulfahmi (SMA IT Yabis) dan Asmin Syahrul Azis (SMA YPK).
Untuk kategori umum, juara satunya Atika Husnul Khotimah (Samarinda) dengan judul CSR PKT, Mangrove Telok Bangko dan Masa Depan Ekowisata di Kota Bontang, juara 2 Sandy Bubun (Bontang) dengan judul “Better Living in Malahing” Secercah Harapan dari PKT, juara 3 Meila Ikha Widyastuti (Bontang) dengan judul Metamorfosis Malahing, Magnet Baru Parisawata Bontang.
Untuk 7 juara harapan lainnya yaitu Arif Supriyadi S STP (Bontang), Anindita Budhi (Bontang), Imam Setiyawan Husaeng (Bontang), Siti Mutoharoh,S.Psi (Bontang), Alfian Arbi (Samarinda), Ayu Lestari (Bontang) dan Zulkarnain (Sangatta).
Selesai sudah tugas juri yang mewakili wartawan, Kantor Bahasa, guru Bahasa Indonesia dan karyawan Pupuk Kaltim yang dalam 3-4 hari harus membaca banyak tulisan. Ada 177 karya dari 25 siswa se Bontang dan 152 orang se Kaltim. Kalau rata-rata tiap tulisan ada 5 hal, para juri akan membaca 880an hal dalam 3-4 hari. Lumayan, seperti merampungkan 3 novel dengan ketebalan sedang atau mendekati draft UU Cipta Kerja Omnibus Law dalam 3-4 hari. he..he…
Dari lomba menulis esai Pupuk Kaltim ini dengan total 177 peserta, itu sudah luar biasa. Mungkin ini peserta terbanyak. Apa mungkin karena dipicu pendemi hehe… Bayangkan ada 177 orang yang mencari refrensi tentang Bontang dan daerah wisatanya, Pupuk Kaltim dan program CSR selama beberapa hari sambil berpikir merangkai kata. Juga data-data kunjungan wisata ke Bontang. Paling tidak membaca 5 refrensi. Dengan begitu Wisata Bontang dan Pupuk Kaltim dengan program CSR nya akan makin dikenal.
Banyak ragam tulisan dan menjadikan program unggulan CSR PKT menjadi terkenal, Malahing, KJA, Kampung Hijau Guntung, Herbal dan Mangrove Teluk Bangko Loktuan, Kampung Aren Inbis. Yang paling banyak ditulis adalah Malahing. Bisa sampai 22 tulisan. Juga Bontang Kuala dan Erau Pelas Benua di Guntung.
Ada ide menarik yang tak terpikirkan oleh warga Pupuk Kaltim, membuat Museum Pupuk Kaltim. Ternyata orang luar Bontang itu memandang Bontang itu ya Pupuk Kaltim. Mereka ingin tahu secara detail Pupuk Kalim, sejarah, produk, kegiatan, pabrik, CSR, marching band, klup sepak bola dll.
Kalau ada museum bisa dijadikan salah satu tujuan wisata di Bontang. Tentunya yang mudah diakses oleh orang luar kota. Beberapa waktu lalu, Ir. Nanang S Soetadji, Direktur Teknik dan Operasi pertama di Pupuk Kaltim pernah cerita, dia punya mesin ketik yang dipakai pertama kali untuk menulis dokumen-dokumen dan surat-surat Pupuk Kaltim, mesin ketik ini bagian sejarah, harusnya disimpan khusus. Kalau ada museum kan bagus. Mungkin juga pengantongan pertama atau seragam pertama atau alat-alat pertama yang penting bisa diabadikan di museum. Kalau belum bisa museum nyata mungkin virtualnya bisa dibuat.
Seperti juga Rumah Sampoerna di Surabaya, satu ruangan isinya tentang marching band Sampoerna, foto2, seragam, alat music dan sebagainya. Seperti juga Rumah Batik Danarhadi di Solo yang menyimpan jejak pengrajin batik di Solo yang menjadikan batik diakui dunia. Pupuk Kaltim punya marching band yang lebih legend dari Sampoerna dengan prestasi 10 kali juara nasional dan sudah ditulis novel dan filmnya tetapi tidak ada ruang pamer atau ruang simpan.
Kalau tidak dipelihara suata saat akan hilang ditelan ingatan. Juga klub sepak bola legend di Kaltim, PS Pupuk Kaltim Galatama. Mungkin masih ada peralatan bola pertama, score board pertama atau seragam jersey pertama dan sebagainya. Kalau tidak dipelihara nanti bisa hilang kenangan jejak sepak bola. Ditulisan lomba esai ini saja sudah tidak banyak yang menyinggung tentang klub bola dan marching band.
Mumpung masih ada salah satu legenda sepak bola yang menjadi Manajer CSR Pupuk Kaltim, Pak Fakhri Husaeni (FH). Mungkin FH masih menyimpan jejak-jejak club sepakbola yang pernah jadi runner up Divisi Utama PSSI.
Selebihnya tergantung kita. Apa masih mau menghargai keringat pada pendahulunya yang telah berjuang sampai menjadi sekarang ini. Dengan segala suka dukanya. Atau kita sama sekali tak peduli sehingga seolah tak ada jejak yang nampak di sekitar kita. Seolah tak ada masa lalu. Salam literasi dan selamat pada para juara menulis esai. Selamat ulang tahun Pupuk Kaltim ke 43. Semoga tetap jaya dan berkah member manfaat pada lingkungan sekitarnya. (Bontang, 6 Desember 2020)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post