BANJIR pada Kamis (22/3) berdampak pada sepinya pengunjung di kawasan Pasar Segiri Samarinda. Dari pantauan Metro Samarinda, kondisi pasar terlihat sepi. Tak banyak warga yang datang untuk melakukan transaksi jual beli di pasar tradisional tersebut. Padahal di hari-hari biasa, selalu terlihat keramaian sejak pagi menjelang.
Bukan hanya pedagang ikan, pedagang yang menjajakan barang dagangan lainnya juga sepi pembeli. Malahan omzet diperkirakan mengalami penurunan. Hal ini diakui Neli (32), pedagang buah di Pasar Segiri. Kata dia, kondisi pasar yang sepi memang biasa terjadi pada saat banjir.
“ Sudah tiga hari, setelah banjir sepi pengunjungnya. Bahkan omzet menurun, “ ujarnya, Sabtu (24/3) kemarin.
Neli mengaku keuntungan yang dia dapat tidak menentu. Saat ramai, dia bisa mendapat penghasilan sebesar Rp 250 ribu sampai Rp 400 ribu sehari. Ketika sepi, Neli kadang tidak mendapatkan pemasukan sama sekali.“ Setelah banjir ini pasar sepi, pendapatan pun tidak tentu. Tidak seperti bulan lalu, “ ungkapnya.
Hal serupa dialami Tarto (49), pedagang sembako. Sejak banjir melanda sejumlah pusat Kota Samarinda, omzet penjualannya menurun. “ Ya bisa dibilang sepi. Seperti akhir pekan, biasanya ramai pengunjung dari pagi sampai sore. Sekarang berkurang pengunjungnya,” terangnya.
“Biasanya dari pagi sampai sore kalau akhir pecan yang membeli sampai 50-an orang. Nah, sekarang (pagi kemarin, Red.) baru lima orang yang datang,” tambah Tarto.
Penurunan omzet para pedagang terbilang drastis. Bahkan mencapai angka 60 persen. Sebagaimana yang dialami Kasmir, pedagang cabai merah. Bila sebelumnya dia bisa mendapat Rp 250 ribu dalam sehari, kini hanya mampu membawa pulang Rp 100 ribu.
Hal ini tak lain karena banjir yang melanda Kota Tepian. Sebelum banjir, ia bisa menjual lima karung cabai merah per hari. “Sekarang hanya bisa menjual dua karung per hari,” tambahnya.
Senada dialami Maria, pedagang sayur-mayur. Dia mengaku omzetnya turun sebanyak 20 persen akibat banjir. Bila sebelumnya mengantongi Rp 200 ribu perhari, sekarang menjadi Rp 35 ribu per hari. “Biasanya ramai pengunjung. Mungkin karena banjir jadi sepi, “ ucap Maria.
Sepinya pasar membuat para pemilik toko dan karyawannya hanya duduk-duduk sembari berbincang satu sama lain. Padahal pada hari-hari biasanya, aktivitas para pedagangnya sangat sibuk karena ramainya pengunjung.
Pantauan Metro Samarinda di lokasi, sejumlah lapak pedagang di Pasar Segiri tampak becek akibat banjir beberapa hari yang lalu. Terlihat juga di bagian depan lantai dasar ada sejumlah pedagang yang tutup dan tidak berjualan. Sepinya pasar ini terjadi sejak pagi hingga senja. “Karena banyak pedagang yang memilih untuk tidak berjualan,” beber Teguh, salah seorang pedagang. (*/aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: