Neni Ingin Poliklinik Dipisah antara Penyakit Menular dan Tidak
BONTANG – Rencana pembangunan poliklinik RSUD Taman Husada Bontang sudah masuk dalam Rapat Pengendalian Operasional Kegiatan (Radalok) yang dilakukan bulan Mei lalu. Sehingga, tahun ini ditargetkan Detail Engineering Design (DED) nya sudah bisa rampung dan dianggarkan di APBD Perubahan 2017.
Hal tersebut, mengingat Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menginginkan agar poliklinik penyakit menular dan tidak, dapat dipisahkan. Melihat kondisi poliklinik RSUD Taman Husada saat ini masih menjadi satu. “Saya melihat poliklinik yang ada ini sudah campur baur, antara penyakit menular dan tidak menular,” jelas Neni usai melakukan sidak PNS, Senin (3/7) kemarin.
Kemarin, lanjut dia, di pembahasan APBD saat radalok, pihaknya sudah menyampaikan agar memasukkan DED bangunan rumah sakit khusus untuk poliklinik. Bangunan tersebut, rencananya akan didirikan 4 lantai. Diantaranya lantai 1 dan 2 untuk poliklinik, dan lantai 3 sampai 4 untuk ruang isolasi. “Jadi memang ada beberapa yang harus kami benahi,” ujarnya.
Untuk anggarannya, karena anggaran Bontang minim, maka pihaknya pun akan bekerja dengan cara minimalis. Jika memang pemerintah bisa membangun dengan harga murah, maka pembayaran proyek pun akan murah. “Tetapi mungkin nanti ada kelebihannya dihitungkan dengan keuntungan dan pajaknya,” ungkap dia.
Menurutnya, jika pembangunan dilakukan dengan anggaran maksimalis, akan terasa berat di tengah kondisi keuangan Bontang yang sedang prihatin. Untuk kisaran dari DED yang diusulkan bagian umum RSUD Taman Husada yakni sebesar Rp 10 miliar. “Pembangunannya, maunya saya secepatnya, tetapi tahun ini baru DED-nya, mungkin fisiknya bisa dibangun di tahun 2018,” tutupnya.(mga)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda