SANGGAU- Belum adanya akses jembatan menyebabkan sebagian siswa SD Negeri 16 Gunjemak di Kecamatan Entikong melakoni hal berbeda. Dibanding pelajar setingkat di daerah lain, mereka harus bertaruh nyawa. Menyeberangi sungai berarus deras. Setiap pergi dan pulang sekolah.
Beruntung prajurit TNI setempat membantu anak-anak itu. “Musim hujan begini arus memang sedang deras, jadi anggota kami membantu menyeberangkan anak-anak itu, khawatirnya kalau tidak diseberangkan mereka bisa hanyut,” kata Letkol Inf. Jadi, Dansatgas Pamtas Yonif 511/DY, kepada wartawan, Kamis (10/1).
Jadi menjelaskan, di Dusun Gunjemak ada SD yang memiliki ruang kelas dari kelas 1 sampai kelas 6. Sedangkan di Dusun Guntembawang ada SD dari kelas 1 sampai dengan kelas 3.
“Anak-anak Guntembawang yang akan melanjutkan kelas 4 sampai dengan kelas 6 harus ke Dusun Gunjemak dengan menyeberangi sungai,” ungkapnya.
Dikatakannya, para siswa ini tak punya pilihan lain. Karena akses satu-satunya untuk pulang dan pergi ke sekolah hanyalah sungai.
Di sungai itu belum ada jembatan. Saat hujan deras dan sungai meluap, para siswa kadang meliburkan diri karena sungai tidak bisa diarungi lagi. Tak hanya anak-anak tersebut, warga yang berada di seberang sungai pun ikut terisolir.
“Menyeberangkan anak-anak itu memang bukan tugas kami, tapi sebagai bagian dari masyarakat di tempat kami bertugas ada sisi kemanusiaan dan kepedulian yang mesti kami kedepankan, apalagi mereka itu generasi penerus bangsa yang nanti akan ikut memajukan perbatasan,” tutur Jadi.
Ia berharap pemerintah memberikan perhatian khusus kepada masyarakat di wilayah tersebut. “Yang dibutuhkan masyarakat di sana saat ini akses jalan dan jembatan, fasilitas sekolah yang memadai, kesejahteraan guru, dan fasilitas serta personel kesehatan,” tandasnya. (jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: