BONTANG – Legislator mempertanyakan kualitas dan pendistribusian air PDAM Tirta Taman. Pasalnya beberapa warga sempat mengeluh melalui sosial media akibat kondisi air yang keruh. Belum lagi pasokan air yang tidak mengalir terus menjadi sorotan masyarakat.
Oleh karena itu, Komisi II DPRD memanggil manajemen PDAM Tirta Taman dalam rapat dengar pendapat, Rabu (15/8) kemarin. Mereka meminta keterangan dari pimpinan perusahan sehubungan dengan permasalahan ini.
Sekretaris Komisi II Suwardi mengatakan, naiknya tarif PDAM beberapa waktu lalu harus diimbangi dengan mutu kualitas air. Dikatakannya, kondisi kualitas air saat ini masih belum maksimal. “Saya waktu buka keran air langsung keluar lumpur. Ini pengaruh sisa shut down atau seperti apa,” tanya Suwardi.
Kondisi serupa juga dialami oleh anggota Komisi II Sudiyo. Menurutnya, masih terdapat butiran pasir saat air terdistribusi walaupun jumlahnya tidak banyak. Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini pun meminta pendistribusian air supaya lancar. “Di wilayah saya dua hari mengalir, sehari tidak. Saya harap supaya mengalir terus-menerus,” kata Sudiyo.
Bukan itu saja, penggalian jalan akibat penyambungan pipa PDAM juga menjadi perhatiannya. Mengingat ada beberapa titik yang belum ditimbun kembali. Sudiyo menyatakan dengan tegas agar segera menambal. “Kalau tidak, seluruh RT saya suruh ke PDAM , dan saya berada di barisan terdepan supaya minta ditimbun seperti semula,” pintanya.
Adapun Ketua RT 08 Api-Api Saud mengatakan, keluhan warga di area yang dipimpinnya menyangkut kualitas air. Dalam beberapa minggu ini air sangat keruh dan berwarna kuning. Bahkan distribusi di lokasi belakang BPR Dhanarta Dwiprima tiga hari tanpa suplai.
Sempat pula terdapat pipa yang mengalami kebocoran. Warga lantas mengadu ke kantor PDAM. Namun penanganan baru dikerjakan satu hari pasca pengaduan. “PDAM mohon maaf agak lambat sehingga air sudah keluar terus,” keluh Saud.
Senada, Ketua RT 29 Api-Api Toni berujar, warga mengeluh karena satu minggu air tidak mengalir lancar. Jika terdistribusi, kualitasnya pun tidak laik karena tidak dapat digunakan untuk memasak. “Di sana tidak kebagian air. Kalaupun ada, jangankan untuk masak, buat mandi pun tidak bisa,” ucapnya.
Dirut PDAM Tirta Taman Suramin mengatakan, penyebab mutu kualitas terganggu akibat rusaknya dua sumur yakni DW II Kanaan dan Bhayangkara. Kedua sumur tersebut memasok wilayah Api-Api, Gunung Elai, Tanjung Limau. Sumur DW II Kanaan berkapasitas 40 liter per detik. Sementara untuk sumur Bhayangkari memiliki kapasitas 15 liter per detik. Artinya 4.752 meter kubik per hari total bahan baku yang tidak dapat diolah.
“Sudah rusak satu minggu. Saat ini masih dicarikan alat untuk dikompresor lagi. Kini pompa sudah diangkat,” kata Suramin.
Menanggapi keluhan warga dua RT itu, Suramin akan menurunkan petugas untuk mengecek kondisi air di dua lokasi tersebut. Paling lambat hari ini (16/8) penyebab dari buruknya mutu kualitas air terdeteksi. “Besok (hari ini, Red.) dua petugas saya akan turun lapangan,” ucap Suramin. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
