BONTANG – Sebelum berjuang di ujian nasional berbasis komputer (UNBK), siswa kelas XII wajib mengikuti ujian sekolah berbasis nasional (USBN). Baik untuk tingkat SMA maupun SMK atau sederajatnya.
Namun, pengawasan di jenis ujian ini tidaklah ketat. Sebab untuk USBN tidak diberlakukan metode pengawasan silang. “Kalau UNBK memakai pengawasan silang, tetapi USBN tidak,” kata Wakil Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Bontang Siti Sumariah.
Dituturkannya bila memakai pengawasan penuh maka imbasnya ke kelas X dan XI. Sebab metode tersebut harus meliburkan siswa untuk jenjang itu pada pelaksanaan USBN.
“Agak keberatan karena kelas X dan XI pada Mei juga sudah ujian sekolah. Kalau banyak libur nanti materi tidak tersampaikan semua,” ujar perempuan yang menjabat pula sebagai kepala SMAN 2 Bontang ini.
Mata uji untuk USBN lebih banyak daripada UNBK. Pasalnya, seluruh mata pelajaran bakal diujikan. Sementara UNBK hanya empat mata uji. Meliputi matematika, bahasa indonesia, bahasa inggris, dan satu mata pelajaran pilihan jurusan.
Oleh sebab itu, maka pengawasan USBN berdasarkan kebijakan sekolah masing-masing. Meski, penentuan kelulusan siswa terdapat dalam ujian ini.
“Untuk SMAN 2 Bontang, baik kelas X maupun kelas XI nantinya masuk bergantian, tiap dua hari,” paparnya.
Adapun proses USBN nantinya masih bersifat manual. Peserta ujian menjawab soal di lembar kerja jawaban yang telah disediakan. Mengenai sumber soal, 75 persen berasal dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat kota, sedangkan sisanya berasal dari pusat. Pelaksanaan USBN dimulai pada 18 hingga 29 Maret.
Sementara untuk UNBK sudah beberapa tahun menganut metode pengawasan silang penuh. Tiap sekolah tidak lagi bertukar dengan satu sekolah lainnya. Akan tetapi, seluruh nama dikumpulkan selanjutnya disebar.
“Nama pengawas digabung kemudian diacak,” pungkas Sumariah. (ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: