BONTANG – Kejadian bayi tersedak makanan padat beberapa waktu lalu tak hanya terjadi di Jakarta. Di Kota Taman, kejadian serupa pun terjadi.
Mawar (nama samaran) bersama suaminya terkejut melihat cairan berwarna merah keluar dari mulut bayinya yang berumur 3 bulan. Hal itu membuat kedua pasutri ini langsung bergegas membawa anak pertamanya ke rumah sakit. Dari hasil diagnosa, rumah sakit menduga ada gejala alergi di perut bayinya tersebut. Bayinya pun mendapat penanganan lebih lanjut oleh dokter.
Mawar mengakui, hal itu atas kesalahan asupan makanan yang diberikan kepada anaknya seminggu terakhir. Dia telah memberikan sebuah biskuit yang dicampurkan dengan susu bayi.
“Saya berikan ini waktu itu dia rewel. Karena lihat anaknya kalau saya lagi makan, mulut dia (bayi) kayak pengin makan juga,” ujarnya sambil mempraktikkan mulut bayinya mengunyah.
Peristiwa tersebut dijadikan pasutri ini sebagai pengalaman yang berharga, untuk ke depan tidak lagi memberikan makanan yang keras kepada anak yang belum genap berumur 6 bulan. Melainkan meminumkan air susu ibu (ASI) eksklusif atau susu bayi. Agar pertumbuhan anaknya lebih baik.
“Saya trauma, saya bakal lebih hati-hati lagi nanti memberikan makanan,” katanya.
Sementara, dokter spesialis anak RSUD Taman Husada Bontang, Arlita Eka Putri Vivin Puspitasari saat ditemui memaparkan, pasien yang ditanganinya ini sempat sebanyak empat kali muntah darah. Bahkan, hemoglobinnya mengalami penurunan hingga 8,7 g/dL. Normalnya adalah 10-12 g/dL.
Sekadar informasi, hemoglobin adalah protein yang berada dalam sel darah merah. Fungsi hemoglobin yaitu membawa oksigen ke seluruh tubuh, tepatnya untuk organ dan jaringan tubuh. Kandungan oksigen yang terikat dengan hemoglobin pada sel darah yang membuat darah menjadi berwarna merah.
Mengatasi penurunan kadar hemoglobin itu, lanjut Dokter Putri, petugas medis bertindak cepat dengan menghentikan pendarahan. Sementara untuk menaikkan hemoglobin, diberikan transfusi darah. Selain itu juga ditambah obat-obatan.
“Setelah kami observasi pendarahannya berhenti. Karena memang pemicunya tidak ada yang masuk,” paparnya.
Pendarahan hebat, kata perempuan berhijab ini, lantaran asupan makanan yang keras, sehingga membuat ususnya yang masih lemah terluka. Sebab itu, dia mewajibkan kepada para orang tua hanya memberikan ASI eksklusif atau susu bayi kepada anak yang masih berumur di bawah 6 bulan.
“Kalau sebelum usia 6 bulan sebaiknya tidak diberikan makanan padat. Mau dihaluskan, mau diapakan. Anak di bawah 6 bulan bagus diberikan ASI eksklusif, itu paling bagus,” tegasnya.
Jika sudah 6 bulan pun, katanya, posisi memberikan makan yang baik adalah tidak tertidur. Melainkan posisi duduk dan kepala atau leher tegak agar makanan lancar masuk. “Tidak enakkan makan sambil tidur,” ujarnya.
Konsekuensinya jika masih memaksakan anak di bawah 6 bulan makan makanan padat, ke depan anak bisa saja mengalami gangguan usus hingga kanker usus.
“Itu kan usus dipaksakan bekerja sebelum waktunya,” katanya.
Sebelumnya, seorang bayi berusia 2 bulan di Jakarta Barat tewas setelah diberi makan pisang oleh ibu kandungnya sendiri. Bayi tersebut diduga tersedak dan mengalami kesulitan bernapas.Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, nyawa bayi tidak tertolong. (zaenul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: