Kapolresta Membantah, Bentuk Tim Khusus
SAMARINDA – Sayid Muhammad Talib meninggal di tengah masa penahanan di Polresta Samarinda, Jumat (21/4). Kabar tersebut membuat keluarga Sayid di Desa Sesayap, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, berduka sekaligus penasaran dengan penyebab kematian Sayid.
Didampingi kuasa hukum Saud Marisi Halomoan Purba, kerabat Sayid menemui Kapolresta Samarinda Kombes Pol Reza Arief Dewanto, Rabu (26/4). Mereka meminta kejelasan penyebab kematian Sayid yang ditahan karena terbukti mencuri bersama beberapa rekannya.
Saud menilai, ada kejanggalan atas tewasnya Sayid. Saud menjelaskan, Sayid bersama ketiga rekannya tersangkut kasus pencurian empat liquid crystal display (LCD) di kampus tempat dia menjalani pendidikan tinggi. Kasus tersebut dilaporkan di Polsekta Samarinda Seberang. “Beberapa hari yang lalu sudah ada pertemuan antara para pelaku dan pihak kampus. Sudah ada perbincangan dan diselesaikan secara kekeluargaan,” sebut dia.
Namun, karena perkara pidana, kepolisian melanjutkan proses hukum dengan menahan para pelaku. Sayid sempat meminta penangguhan penahanan dengan alasan memiliki rekam jejak penyakit asma.
Hanya, menurut analisis dokter klinik Polresta Samarinda, Sayid saat berada di Polsekta Samarinda Seberang, masih terlihat sehat. Pernyataan itu bertolak belakang dengan kesaksian rekan Sayid, sesama pelaku pencurian. Dia mengaku melihat badan Sayid tampak membiru dengan napas tak beraturan.
Atas pertimbangan tersebut, kepolisian memindahkan tersangka ke Polresta Samarinda. Pada posisi tersebut, Saud menyayangkan kepolisian tak segera memberikan pertolongan medis. “Kenapa tidak ditangani secepatnya ke rumah sakit?”
Berada di Polresta Samarinda, asma Sayid diketahui beberapa kali kambuh. Sedangkan menurut rekan Sayid, petugas menanggapi aksi tersebut hanya berpura-pura. Bahkan, ketika Sayid meminta pertolongan, ditanggapi dengan kata-kata tak pantas. “Kalau mau beli oksigen, beli aja sendiri di luar. Mengenai siapa yang menyampaikan, rekan Sayid tidak tahu pasti.
Kemudian, pada 21 April pagi, korban yang sudah tak bernyawa diperiksa tim dokter kepolisian, kemudian dibawa ke RS Dirgahayu. Pada situasi tersebut, Saud kembali menyayangkan tindakan aparat yang terlambat. Kini jenazah Sayid sudah dipulangkan ke kampung halaman untuk dikebumikan
Menanggapi hal tersebut, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Reza Arief Dewanto menerangkan, korban tak mengonsumsi makanan dan obat-obatan yang disediakan petugas. “Kami juga sudah memeriksa beberapa saksi. Dia (Sayid) memang tak mengindahkan pesan dokter,” ujar Reza.
Perwira berpangkat melati tiga itu membantah, jika ada pengabaian petugas. Mantan Kasat Brimob Polda Sulteng itu menegaskan, semua harus sesuai analisis dokter. Jadi, tak sembarangan untuk bisa mengeluarkan tahanan dari penjara. Mereka pun telah membentuk tim khusus untuk menelusuri kebenaran kasus tersebut. (*/dra/ndy/kpg/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post