bontangpost.id – Langkah perbaikan jembatan di Jalan Pontianak akan dimulai tahun ini. Setelah Pemkot Bontang mendapatkan suntikan anggaran melalui bantuan keuangan (Bankeu) dari Pemprov Kaltim. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Anwar Nurdin mengatakan nilai proyek itu mencapai Rp 7 miliar.
“Pengerjaan utamanya ialah penggantian pondasi dan struktur jembatan. Sisanya nanti kami akan arahkan untuk pengaspalan dan penurapan,” kata Anwar.
Desain perbaikan jembatan ini sudah dilakukan pada 2016 silam. Namun kala itu penganggaran terkendala anggaran. Bahkan ketika sudah mendapatkan plot dari Dana Alokasi Khusus (DAK) di 2020, harus tercoret. Lantaran dana tersebut terkena refocusing imbas dari pandemi Covid-19.
Ia belum bisa memastikan panjang dan lebar jembatan nantinya. Volume pengerjaan itu baru bisa terdeteksi setelah kontraktor pemenang tender bersama Dinas PUPRK melakukan rekayasa lapangan. “Kami akan lihat dulu apakah desain itu masih ideal mencakup bentangan dari jembatan tersebut. Tetapi kekuatan beban di atasnya ditaksir mampu menahan maksimal 8 ton,” ucapnya.
Saat ini proses lelang masih untuk pengawasan teknis. Anwar menargetkan untuk pembangunan akan dimulai lelangnya pada Januari mendatang. Pondasi memakai konsep tiang pancang baja. Pun demikian dengan bahan gelagar jembatan.
“Konsepnya sama seperti jembatan di RT 7 Kanaan. Bedanya kalau di sana (RT 7) sudah ada konstruksi pondasinya. Kalau ini pengerjaan dari nol. Sehingga nominalnya memang lebih besar,” tutur dia.
Nantinya sisa anggaran untuk pengerjaan jembatan akan diarahkan untuk pengaspalan Jalan Pontianak. Diharapkan bisa mengakomodasi seluruh panjang ruas jalan ini. Jika ada kelebihan lagi maka bakal menyasar penurapan sepanjang 3-4 meter di sekitar jembatan.
Konon, struktur jembatan bakal ditinggikan. Mengacu kajian perencanaan, panjang jembatan 20 meter dengan lebar delapan meter. Nantinya tidak ada tiang penyangga di tengah jembatan. Tujuannya agar sampah yang terbawa aliran sungai tidak tersangkut.
Berdasarkan hasil survei bersama konsultan sebelumnya, jembatan berusia puluhan tahun itu bisa ambruk kapan saja. Paling riskan, ketika hujan mengguyur. Jika kondisi demikian kemudian ada kendaraan berbobot besar melintas di jembatan, seperti truk pengangkut tanah, pasir, dan batu, dikhawatirkan jembatan bisa patah kapan saja.
Konstruksi yang mengisi badan jembatan sudah mengalami penurunan. Penyangganya pun sama, telah bergeser beberapa senti. Sementara siring yang berada di bawah jembatan rupanya juga amblas. Sehingga tanah meluber hingga kolong jembatan. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post