BONTANGPOST.ID, Samarinda – Topik dinasti politik (DP) yang menggaung dalam dinamika di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2024 menuai beragam tanggapan. Salah satunya datang dari pengamat civil society Universitas Islam Negeri Aji Muhammad Idris (Uinsi) Samarinda Arsinah Sadar.
Arsinah mengatakan, istilah dinasti politik merupakan suastu kepemimpinan yang dilakukan dengan menyiapkan kontruksi melalui kader terbaiknya. Semisal di salah satu partai menyiapkan kader terbaiknya untuk masuk ke dalam kancah politiknya.
“Seandainya memang dia meraih suara terbanyak, berarti dalam pemilihan tersebut kader yang diusung berhasil meraih suara dan berhak menjadi pemimpin, karena yang kita lihat bukan dinastinya. Tapi jiwa leader yang sudah disiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan,” ucap Arsinah, Senin (4/11).
Dia menjelaskan, dalam praktik dinasti politik itu tidak serta merta berjalan mulus. Kalau pun ada yang sukses, berarti program kerja yang ditawarkannya tersebut sangat baik. Tentunya diterima dan dirasakan masyarakat bukan, karena dinasti tadi, tapi jiwa leadership nya sudah tertanam dengan baik.
“Seperti masyakat kita memilih yang mana yang disukainya pada ajang pemilu, kalau seandainya ada kelompok-kelompok musuh politik yang kalah lewat pilihan masyarakat tersebut. Ya, tidak bisa marah yang kalah. Karena yang menang ini sudah menyiapkan kader terbaiknya kedepan,” jelasnya.
Arsinah menambahkan, bahwa dalam politik itu tidak ada yang buruk. Yang ada menang dan kalah. Menang jangan sombong kalau kalah jangan bersedih.
“Kan orang yang memiliki jiwa politisi sejati itu tidak pernah menyerah dalam setiap pemilu,” tutupnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: