BONTANG– Selain memberikan tata cara pencegahan dan penanggulangan musibah kebakaran, dalam sosialisasinya kepada komponen masyarakat, personel Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) juga turut mengedukasi masyarakat seputar Alat Pemadam Api Ringan (APAR) beserta cara penggunaannya.
Hal ini bertujuan agar warga dapat menggunakannya untuk memadamkan api jika suatu saat terjadi musibah kebakaran, sehingga tidak sampai menimbulkan kebakaran yang besar hingga menimbulkan kerugian besar.
Norman, Komandan Pleton (Danton) Disdamkartan menjelaskan, APAR merupakan suatu alat berbentuk tabung berisi media atau bahan pemadam dan udara bertekanan yang dapat digunakan oleh satu orang pada saat awal mula terjadinya api atau kebakaran. Berat APAR berkisar antara 0,5 – 16 kilogram.
APAR sendiri kata dia, mempunyai varian isi tabung yang disesuaikan dengan media apa yang terbakar. Disebutkannya, ada dua jenis klasifikasi tabung APAR berdasarkan isinya, yakni jenis tabung APAR kering dan basah. Masing-masing punya keunggulan dan fungsi tersendiri. Ada jenis isi tabung yang kurang cocok untuk benda tertentu. Seperti tabung APAR yang berisi air, tidak cocok untuk kebakaran karena arus listrik yang korsleting. Sifat air yang dapat menghantarkan arus listrik.
“Untuk jenis basah berisi air dan busa, sedangkan jenis kering berisi dry powder, CO2, dan Halon. Namun yang sering dipakai untuk memadamkan kebakaran adalah yang berisi CO2 karena memiliki berbagai keunggulan,” ujarnya.
Selain menyampaikan terkait APAR, Norman juga memberikan tips tata cara menggunakan APAR yang baik. Pertama, tarik pin pengaman. Pada saat menarik kata dia, biarkan handle atas bebas dan jangan ditekan. kemudian, arahkan corong ke sumber api. Selanjutnya tekan terus handle dan jangan berhenti menekan sebelum api padam atau isinya habis. Tak lupa pula untuk menyapukan corong ke arah kiri dan kanan.
Norman melanjutkan, sebagai alat pemadam dan penanggulangan dini dari bahaya kebakaran, pemakai harus benar-benar memastikan bahwa APAR yang dimiliki dapat beroperasi sebagaimana fungsinya. Terutama saat awal terjadinya kebakaran. Jangan sampai, APAR yang digunakan tidak berfungsi, isinya tidak keluar, handle-nya macet, atau tabung sudah kehabisan tekanan karena gas pendorongnya bocor.
“Maka cara untuk mengantisipasi hal tersebut, sudah seharusnya dilakukan perawatan demi kelayakan fungsi alat pemadam kebakaran dini. Melakukan perawatan haruslah dilakukan secara berkala. Untuk perawatan cukup dilakukan pengecekan kelayakan satu bulan sekali. Dan setiap satu tahun sekali, lakukanlah pengisian ulang dan service,” pungkasnya. (bbg)