DPRD: Pemkot Jangan Ragu!
BONTANG – DPRD Bontang mendukung langkah Dinas Pemuda Olaharaga dan Pariwisata (Disporapar) dalam melakukan pemugaran kawasan Stadion Bessai Berinta atau Lang-Lang agar penataan lebih elok dipandang.
Sudah semestinya dinas yang dikomandoi Bambang Cipto Mulyono mengambil keputusan tepat tersebut, ketimbang mendengar kritikan yang tak ada ujung pangkalnya.
Hal itu mengemuka saat Anggota DPRD Bontang menggelar Rapat Kerja, Kamis (20/7) bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Di antaranya Disporapar, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Rapat gabungan dipimpin Ketua Komisi III Rustam HS. Beberapa anggota legislatif yang hadir di antaranya, Ketua Komisi II Ubayya Bengawan, Bakhtiar Wakkang, Abdul Kadir Tappa, serta Ketua DPRD Nursalam.
Diawali dengan pernyataan setuju dari Ketua DPRD Nursalam. Menurutnya jika bukan sekarang kapan lagi area Lang-Lang ditata dengan baik.
“Soal kewenangan untuk mengakomodir pedagang ini adalah Dinasi Koperasi, UMKM dan Perdagangan. Tapi karena lokasinya adalah di Lang-Lang, ini yang menjadi kewenangan Dispora. Awalnya hanya ada 4 pedagang, lambat laun semakin banyak, jangan biarkan kawasan ini menjadi kumuh,” ucapnya.
Salam mengatakan, pada prinsipnya ia mendukung aktivitas penjualan sepanjang para pedagang mengikuti aturan yang ditetapkan Pemkot. Kendati sesuai peruntukkan area Lang-Lang merupakan sarana olahraga.
Terkait permintaan Disporapar yang tetap membolehkan pedagang berjualan, namun diharuskan menggunakan tenda payung agar seragam, ia menyarankan agar pedagang juga dibatasi. Dia kawatir jika tak dibatasi bisa saja seluruh kawasan Lang-Lang dikelilingi payung lapak para pedagang.
“Jangan sampai kita maunya tidak kumuh, malah menjadi kumuh, perlu diketahui lahan di situ adalah hak milik Pemkot,”ungkapnya.
Politisi Golkar ini menyebut, Pemkot jangan ragu mengambil keputusan demi kebaikan. Ia mencontohkan dua mantan Gubernur DKI Jakarta beda generasi, yakni Ali Sadikin dan Basuki Tjahatja Purnama keduanya kerap kali mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan pro kontra di masyarakat.
“Seperti Ali Sadikin kebijakannnya banyak ditentang tapi dia tidak gentar, akhirnya masyarakat Jakarta bisa merasakan dampaknya. Kemudian Ahok, saya tidak lihat dari sisi dia menista agama. Tapi silahkan kalau bapak-ibu dinas ke Jakarta lihat Kali Jodoh yang dia sulap menjadi taman kota. Mungkin kita hanya dibenci setahun, tapi lihat dampak positifnya di masa depan,” ungkapnya.
Setali tiga uang, Ubayya Bengawan mengatakan Pemkot tidak perlu banyak berfikir, tak perlu pula mendengar kritikan sejumlah oknum yang tak ada habisnya mengkritisi. DPRD mendukung penuh langkah Pemkot melakukan pemugaran.
“Bagus apa tidak dilihat kalau semrawut gitu, tentu tidak. Soal Payung kami secepatnya akan memanggil semua perbankan melalui CSR-nya untuk menyumbang payung. Di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan fasilitas penunjang merupakan bantuan dari bank. Contoh payungnya dari BRI, kemudian toilet dari BPD,” pungkasnya. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: