Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Jumat, 5 Maret 2021
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Catatan Dahlan Iskan

Dua Korea, Seperti Apa?

Reporter: BontangPost
Kamis, 10 Mei 2018, 09:15 WITA
dalam Dahlan Iskan
2 menit dibaca
Dua Korea, Seperti Apa?

NAIK PERAHU: Bersama Robert Lai menyusuri sungai masuk wilayah Korea Utara 2016 silam.(Dahlan Iskan)

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dahlan Iskan

Akan menjadi seperti apakah jazirah Korea kelak? Setalah Utara dan Selatan berhenti bermusuhan? Bersatukah mereka? Seperti Jerman? Atau adakah persatuan  model baru?

Belum ada pembicaraan ke arah sana. Tapi minggu lalu sudah mulai ada dua langkah nyata.

  1. Pengeras suara di perbatasan sudah dicopoti.
  2. Waktu Korea Utara sudah disamakan dengan jam di Korea Selatan. Selama ini waktu di Korut lebih cepat dari Korsel. Setengah jam. Seperti asal beda.

Memang lucu sekali. Di perbatasan kedua negara itu, masing-masing pihak pasang pengeras suara. Di sepanjang perbatasan. Berderet sejauh 250 km. Sejak puluhan tahun lalu. Corongnya dihadapkan ke wilayah lawan. Itulah pengeras suara untuk saling promosi. Eh, saling menyerang. Atau saling membalas serangan.

Tapi ada baiknya juga pengeras suara itu. Setidaknya perangnya hanya perang suara. Tidak sampai seperti Julia Perez dan Dewi Persik.

Saya pernah ke perbatasan itu. Di Panmunjom. Dari arah selatan. Banyak yang saya anggap lucu di situ. Perangnya tidak hanya dalam bentuk hallo-hallo. Tapi juga saling sebarkan pamlet. Kadang pakai balon-balon terbang. Disebarkan saat arah angin lagi menuju negara  lawan.

Baca Juga:  Beda Bersih Karena Baru Dibersihkan

Di perbatasan itu juga dibangun satu gedung. Separo memakai tanah Korea Utara. Separonya lagi di atas tanah Korea Selatan. Di dalam gedung itu ada ruang pertemuan. Ada pula meja rapatnya. Letak meja itu harus di tengah persis. Separo meja ada di wilayah utara. Separonya lagi di wilayah Selatan.

Kalau dua pihak lagi baikan mereka bikin rapat. Delegasi Utara duduk di meja bagian utara. Begitu juga sebaliknya.

Saya pernah mengintip ke dalam ruang rapat ini. Saat lagi tidak ada kegiatan. Dan memang selalu tidak ada kegiatan. Mereka gencatan senjata di tahun 1953. Sejak itu baru ada tiga atau empat kali rapat.

Resminya, status kedua negara itu memang masih dalam perang. Hanya saja lagi genjatan senjata. Inilah gencatan senjata terlama: 65 tahun. Perang tidak. Damai pun tak.

Kalau keduanya lagi baikan gedung itu berguna. Tapi ‘wawuhan’ itu  biasanya hanya sebentar. Lalu “jotakan” lagi. Wawuh terlama terjadi 10 tahun lalu. Sampai Korsel diijinkan bangun pabrik-pabrik di wilayah khusus di Korut di dekat perbatasan. Tapi ternyata  jotakan lagi. Pabrik-pabrik pun harus ditutup.

Baca Juga:  Pesantren Pertama di Amerika

Sampailah Korut tiba-tiba dipimpin anak muda tambun itu: Kim Jong-un. Yang istrinya cantik sekali itu. Dan kelihatan pinter itu. Dan modern modis itu.

Mula-mula si Tambun galak banget. Pamannya sendiri sampai  dieksekusi mati. Kekuatan nuklirnya dibangun. Beberapa kali ujicoba: gagal. Bahkan gunung ujicobanya runtuh. Tamat. Menyerah. Kebetulan ekonomi negaranya kian parah. Rakyatnya sangat miskin. Pekerjaan utamanya  seperti hanya baris-berbaris. Atau kibar-kibarkan bendera. Atau menyeru: Hidup Kim Jong-un! Pemimpin Besar Kita!

Maka adegan di perbatasan 26 April lalu itu sangat mengharukan. Kim Jong-un bertemu langsung Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Dia langkahi garis perbatasan dengan ekspresi damai. Dia salami Presiden Korsel, musuhnya itu. Keduanya berangkulan.

Presiden Korsel menepuk-nepukkan dua tangannya di bagian belakang pinggang lawannya. Kim Jong-un menepuk-nepukkan kedua tangannya di punggung atas lawannya itu. Lalu mengangkat tangan mereka dalam keadaan saling tergenggam.

Saat berjalan menuju ruang pertemuan pun mereka terus bergandengan tangan. Lalu membicarakan perdamaian abadi. Pembangunan jazirah Korea. Dan merencanakan masa depan yang cerah.

Baca Juga:  CaoCao

Kim Jong-un sekolah di Perancis. Atau Swiss. Dengan nama yang disamarkan. Dia tahu. Dia mengalami. Dia menghayati. Bertahun-tahun. Bagaimana seharusnya rakyat hidup. Bagaimana negara harus makmur. Gambaran kemakmuran Swiss ada di kepalanya.

Kim Jong-un tampil ke puncak karena terpaksa. Ayahnya meninggal saat umurnya belum 30 tahun. Keadaan negara sudah seperti itu: tahu sendirilah.

Tuluskah rencana damai Kim Jong-un? Setidaknya dia sudah mencopoti pengeras suara itu.(dis)

Share this:

  • Twitter
  • Facebook


Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: dahlan iskan
Print Friendly, PDF & Email
PindaiBagikan8Tweet5Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Komentar Anda

Related Posts

Menang Nirkuasa

Menang Nirkuasa

Jumat, 10 Mei 2019, 06:17 WITA
Bagaimana Menjaring Orang Mampu

Dokter Cerai

Kamis, 9 Mei 2019, 06:00 WITA
Kursi Roda

Kursi Roda

Selasa, 7 Mei 2019, 06:43 WITA
37 Derajat

37 Derajat

Senin, 6 Mei 2019, 05:57 WITA
Orang Suci

Orang Suci

Minggu, 5 Mei 2019, 12:01 WITA
Jantung Bocor

Jantung Bocor

Sabtu, 4 Mei 2019, 13:05 WITA
Postingan Selanjutnya
Kutim Upayakan Tertib Arsip di Setiap OPD 

Kutim Upayakan Tertib Arsip di Setiap OPD 

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Bocah Bengalon yang Diterkam Ditemukan dalam Perut Buaya

Bocah Bengalon yang Diterkam Ditemukan dalam Perut Buaya

Kamis, 4 Maret 2021, 16:27 WITA
Anak 16 Tahun di Selambai Duel dengan Buaya

Anak 16 Tahun di Selambai Duel dengan Buaya

Rabu, 24 Februari 2021, 23:00 WITA
Dampak Proyek Perluasan Kilang Balikpapan, Butuh 15 Ribu Tenaga Kerja

Dampak Proyek Perluasan Kilang Balikpapan, Butuh 15 Ribu Tenaga Kerja

Rabu, 3 Maret 2021, 19:00 WITA
Bolu Pandan, Camilan Mengenyangkan Saat WFH

Bolu Pandan, Camilan Mengenyangkan Saat WFH

Minggu, 12 April 2020, 13:51 WITA
Dua Truk Tabrakan di Bontang Lestari, Sopir Terjepit

Dua Truk Tabrakan di Bontang Lestari, Sopir Terjepit

Kamis, 4 Maret 2021, 09:12 WITA
Sempat Lolos dari Kejaran Polisi, Maling Malah Digigit Buaya

Sempat Lolos dari Kejaran Polisi, Maling Malah Digigit Buaya

Jumat, 5 Maret 2021, 15:00 WITA
Lanjutan Sidang Dugaan Korupsi Dana Bergulir, Niat Menabrak Regulasi Dari Awal

Lanjutan Sidang Dugaan Korupsi Dana Bergulir, Niat Menabrak Regulasi Dari Awal

Jumat, 5 Maret 2021, 14:00 WITA
10 Titik di Api-Api Terendam Banjir

DPRD Pertanyakan Keseriusan Pemkot Atasi Banjir

Jumat, 5 Maret 2021, 13:00 WITA
14 Tahun Klub Buku Pupuk Kaltim, Dorong Budaya Literasi di Lingkungan Perusahaan

14 Tahun Klub Buku Pupuk Kaltim, Dorong Budaya Literasi di Lingkungan Perusahaan

Jumat, 5 Maret 2021, 11:09 WITA
Terpidana Korupsi Pengadaan Eskalator Sekretariat DPRD Dibawa ke Bontang

Terpidana Korupsi Pengadaan Eskalator Sekretariat DPRD Dibawa ke Bontang

Jumat, 5 Maret 2021, 10:07 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.