BONTANG – Kesenjangan sosial antar golongan kaya dan miskin di Bontang pada 2017 hingga 2018 mengalami peningkatan. Di mana suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat menjadikan suatu perbedaan sangat mencolok.
Seperti yang diutarakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang, Srie Sis Sugianto saat ditemui bontangpost,id, Senin (29/4/2019), di Kantornya, Jalan Awang Long, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara.
Meski begitu, pria yang baru dua bulan menjabat sebagai Kepala BPS itu mengatakan, persentasi P1 dan P2 atau keparahan dan kedalaman kemiskinan tidak meningkat dengan signifikan. Sesuai data yang dimiliki BPS saat ini, persentasi P1 2017 yakni 0,92 dan P2 0,25. Sedangkan P1 2018 yaitu 0,93 dan P2 0,26.
“Kecil saja peningkatannya. Bahkan hampir mirip,” katanya.
Lanjut dia menjelaskan, keparahan dan kedalaman kesenjangan sosial dikatakan normal jika persentasi mencapai angka nol. Srie pun menyebut kondisi ini Bontang saat ini masih terbilang rendah ketimbang daerah lainnya.
Dikatakan Srie, Kota Taman sebagai kota industri sebagai salah satu pemicu terjadinya kesenjangan sosial. Sebab, sebagian masyarakat bekerja di dalamnya, serta ada pula yang tidak mendapatkan kesempatan.
“Akan berpengaruh. Beda dengan kondisi di desa misalnya. Jenis pekerjaannya hampir semua sama, dan setara,” jelasnya.
Sebagai Kepala BPS yang baru, dirinya mengaku belum tahu persis kondisi Bontang saat ini. Akan tetapi, sesuai pengamatannya beberapa waktu terakhir kesenjangan itu memang benar-benar teejadi di Kota Taman.
“Trennya begitu. Tapi relatif saja. Keparahan dan kedalaman kemiskinan tidak terlalu jauh berbeda saat ini,” pungkasnya. (mam)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: