bontangpost.id – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelematan (Disdamkartan) bakal membangun pos damkar di Berbas Pantai. Kepala Disdamkartan Amiluddin mengatakan rencana itu akan direalisasikan tahun depan. Namun demikian ia belum menentukan lokasi untuk pembangunan pos.
“Kami masih akan melihat lokasi mana yang akan dipakai,” kata Amiluddin.
Menurutnya Berbas Pantai diperlukan pos damkar. Mengingat permukiman di wilayah pesisir masuk daerah rawan terjadinya kebakaran. Pasalnya konstruksi utama permukiman berbahan kayu. Sehingga menyebabkan api mudah menjadi besar.
“Perlakuan di Berbas Pantai berbeda. Nantinya akan mengadalkan dari jalur laut dan menggunakan pompa,” ucapnya.
Sementara Ketua Komisi III DPRD Amir Tosina mendukung langkah Disdamkartan untuk membuat pos damkar di Berbas Pantai. Menurutnya dengan jarak yang dekat maka lebih mudah mengantisipasi terjadinya kebakaran. “Memang ada pos di Berebas tengah tetapi langkah untuk membangun di Berbas Pantai juga diperlukan,” tutur dia.
Politikus Partai Gerindra ini meminta agar Disdamkartan menggunakan lahan milik pemkot. Utamanya di wilayah Berbas Pantai untuk pembangunan pos damkar. Supaya tidak keluar lagi dalam pengadaan lahan. Sehingga anggaran langsung difokuskan untuk pembangunan gedung.
“Bisa pakai lahan di samping Pujasera Manggrove Berbas Pantai. Itu lebih strategis,” terangnya.
Sebelumnya, Pasca HUT Bontang nantinya Disdamkartan akan melakukan peresmian pos pemadam di Guntung. Lokasinya di kompleks Rusunawa Guntung. Disdamkartan bakal memiliki unit baru pada akhir tahun ini. Totalnya lima unit. Meliputi tiga unit suplai air, satu mobil rescue, dan satu kendaraan pikap. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) pagu anggaran yang disiapkan mencapai Rp9,6 miliar.
“Tiga unit armada pemadam sudah kami belanjakan di awal tahun dari nominal tersebut. Sudah ditempatkan di Pos Bontang Barat, Berebas Tengah, dan Mako,” sebutnya.
Spesifikasi mobil suplai air yakni kapasitas tangkinya 5.000 liter. Pertimbangan pemilihan kapasitas tersebut lantaran tipe kecil lebih mudah dalam kendaraan melakukan manuver. Sesuai dengan kondisi tipografi permukiman di Kota Taman. “Di sini tidak cocok kalau terlalu besar tangkinya,” urai dia.
Sementara untuk satu unit mobil penyelematan spesifikasinya ialah transmisi manual. Dilengkapi dengan SCBA, fire jacket, boot safety, fire helmet, tabung oksigen 1 M3, brankar, strecher, perlengkapan medis, tabung APAR, senter LED, dan sirine multi suara. Kendaraan pikap berfungsi untuk operasional petugas pemadam kebakaran. Total kendaraan yang dimiliki saat ini ialah 13 unit.
Tak hanya itu, Disdamkartan juga akan melengkapi alat pemadam kebakaran. Pagu anggaran yang dikucurkan mencapai Rp1,2 miliar. Wujudnya berupa selang pemadam kebakaran yang memiliki spesifikasi bahan rubber, ukuran 2,5″ x 30 m, coupling machino, dan tekanan kerja maksimal 25 bar.
Kemudian flow press meter yakni alat ukur tekanan atau aliran hidran digital, bahan aluminium, akurat bisa terhubung dengan komputer atau Handphone, Flow Range 20 lpm – 25.000 lpm, Pressure Range 0 – 16 bar. Serta Floating Pump spesifikasinya Floating Pump 13 HP c/w hose dan Noozle 2,5. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post