BONTANG – Uji Kelayakan dan Kepatutan atau fit and proper test terhadap tiga calon direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bontang Migas Energy (BME) digelar secara tertutup, Kamis (13/7) di pendopo rumah jabatan Wali Kota. Alasannya, demi menjaga kelancaran dan ketertiban jalannya proses uji kelayakan dan kepatutan tiga peserta dari sorotan awak media.
Hasil pantauan Bontang Post dilokasi, awak media dilarang untuk berada dalam ruangan, dipersilahkan untuk menunggu hingga tiga peserta selesai memaparkan materinya. Praktis yang hanya diperbolehkan berada dalam ruangan adalah tim pansel (Panitia Seleksi) dan Lima tim penguji.
“Mohon maaf ini tertutup, sesuai permintaan tim penguji,” kata anggota Tim Pansel Aguswati kepada wartawan. Lalu bergegas menutup pintu.
Kegiatan yang semula dijadwalkan bakal dihelat pada pukul 09.00 WITA itu, molor satu jam. Nyatanya, pukul 10.00 uji kelayakan dimulai. Mekanismenya tiga peserta dipanggil secara bergilir untuk dicecar pelbagai macam pertanyaan oleh tim penguji. Dimulai dari Kasmiran Rais, Kresty Manangkoda dan Suwandi.
Kasmiran Rais peserta pertama yang lebih dulu memaparkan visi dan misinya. Dengan mengenakan kemeja biru muda lengkap dengan dasi hitamnya, mantan Dirut Perusda Aneka Usaha dan Jasa (AUJ) itu tampak percaya diri. Sekira 1 jam 30 menit ia berada dalam ruangan menyampaikan rencana bisnisnya jika dipercaya memegang tampuk kepemimpinan PT BME.
Sementara, Kresty Manangkoda nampak begitu serius menyiapkan bahan presentasinya, 1 jam penuh ia manfaatkan untuk belajar menghadapi tim penguji. Maklum, bahan presentasi yang akan dijabarkan hanya disiapkan satu hari. Pun begitu, segudang pengalamannya sebagai manajer dan background organisasi yang dimiliki membuatnya optimistis.
Lain halnya dengan kandiat terakhir, Suwandi pria dengan latar background sebagai pengusaha sembako ini, tampak gugup dibanding dua kandidat lainnya. Kendati demikian, dirinya berharap bisa meyakini tim penguji saat penyampaian
Kepada wartawan, Kasmiran Rais menyatakan selama dalam ruangan ia dicecar macam-macam pertanyaan oleh lima panelis. Fokus utama yang disampaikannya adalah bagaimana seluruh Kelurahan di Bontang teraliri gas. Karenannya BME dibawah kepemimpinannya jika terpilih, akan terus mendampingi Pemkot untuk terus melobi pusat.
“Masih tersisa 24 ribu sambunganjaringan ini yang akan kita kejar, selama satu sampai dua tahun ini. Selain itu untuk pengembangan usaha yang baik, kami berharap perusahaan yang akan beroperasi di Bontang yang berbasis gas agar memakai gas dari BME,” terangnya.
Modal sebagai direktur perusda AUJ beberapa tahun lalu, akan ia terapkan, salah satunya dengan membenahi sistem administrasi. Perusahaan harus dikelola sesuai peraturan yang berlaku dan bisa mendapatkan keuntungan agar bisa disetor ke kas daerah.
“Mungkin itu yang akan akan jadi konsen saya. Persiapan untuk ini (Uji Kelayakan dan Kepatutan, Red) saya lebih banyak istirahat,” ungkapnya.
Tak jauh berbeda, dalam penyampaian materinya Kresty Manangkoda menitik beratkan agar PT BME sebagai salah satu BUMD dapat meningkatkan PAD. Semisal, harus aktif mengajak Pemkot dan berbagai stakeholder untuk bersinergi.
“Kemudian harus mampu meningkatkan pendapatan dengan tim kerja yang handal, professional dengan attitude kerja yang baik, serta memberikan informasi keuangan yang rutin sesuai standard akuntansi dan transparan, serta meningkatkan mutui dan kualitas pelayanan,” paparnya.
Tak kalah penting kata dia, PT BME harus berani melakukan terobosan-terobosan dalam dunia usaha migas di daerah lokal seperti meminta kuota suplai gas area industry PT Pupuk Kaltim yang selama ini hanya menggunakan salah satu anak perusahaannya.
Sementara itu, Suwandi pun tak ingin ketinggalan, dalam rekomendasinya ada beberapa poin yang disampaikan pria yang sempat bekerja di anak perusahaan PT Pupuk Kaltim itu. Antara lain, meminimalisir intervensi kelola BME dari pihak luar, adanya regulasi untuk mendukung usaha BME, dan tidak bergantung pada APBD Kota.
Ia pun mengklasifikasikan permasalahan yang ada dalam BUMD selama ini, semisal pelanggaran aturan penyertaan. Belum dibuatkan Perda sehingga tidak jelas status hukumnya, tidak dikelola secara professional, dan penyertaan dihabiskan untuk operasional dan bukan investasi strategis.
“Visi saya adalah terwujudnya BME yang professional dan mandiri,” ucapnya.
Emlizar Muchtar Ketua Pansel sekaligus yang juga Asisten bidang Administrasi, Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat menjelaskan, usai uji kelayakan dan kepatutan. Tim penguji bakal melakukan rapat terbatas untuk menentukan siapa yang layak untuk menahkodai PT BME. Namun sebelum hasilnya diputuskan Tim penguji akan melaporkannya terlebih dahulu ke Walikota Bontang Neni Moerniaeni.
“Penguman dalam waktu dekat, tapi kami belum bisa beritahu kapan. Karena menunggu hasil dari tim penguji. Namun perlu diketahui pelantikan akan dilakukan ada akhir Juli ini,” katanya. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post