BONTANG – Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) kembali melanjutkan Outbreak Response Immunization (ORI) selektif pada lokasi suspek dan wilayah capaian imunisasi rendah, Senin (12/2) kemarin. Menyasar 4 RT Kelurahan Tanjung Laut, yakni RT 16, 17, 18, dan RT 20 serta sekitar 24 kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar-Riyadh.
Diskes-KB dibantu petugas Puskesmas se-Kota Bontang, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) cabang Bontang, serta Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bontang. Kepala Puskesmas Bontang Selatan I, dr Islakhiyah menerangkan, ORI selektif dilakukan lantaran adanya salah satu warga RT 18 terdeteksi sebagai suspect difteri. Dengan estimasi sasaran kurang lebih sebanyak 241 anak.
“Kemungkinan jumlah anak yang ingin divaksin bisa saja bertambah. Jumlah itu berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi (PE) serta data dari kelurahan, namun jika warga berinisiatif untuk datang, kami tetap berikan vaksin,” ucapnya.
Puskesmas Bontang Selatan I menyediakan 18 dosis anak (usia 5-7 tahun) untuk jenis vaksin Difteri Tetanus (DT), sementara Tetanus Toxoid (TD) untuk usia di atas 7 tahun sebanyak 147 dosis anak, dan 76 dosis anak untuk vaksin Pentabio (usia kurang dari 5 tahun).
“Pemberian vaksin untuk bayi, balita, dan anak-anak hingga usia 19 tahun, diberikan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Kepada masyarakat yang memiliki bayi dan balita agar disiplin mengajak anaknya imunisasi, pun mengizinkan anaknya mendapatkan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) saat kelas 1 dan 2 SD,” imbau dr Islakhiyah.
Sementara itu di tempat berbeda, drg Erwin Wahyudiono selaku Kepala Puskesmas Bontang Utara I memaparkan sebanyak 476 anak di MI Ar-Riyadh mendapatkan vaksinasi difteri subsidi tersebut. Sesuai data, vaksinasi diberikan kepada 97 anak dari kelas 1 dan 2, serta 379 anak kelas 3 sampai 6.
“Sebagian siswa kelas 1 dan 2 sudah ikut BIAS November lalu, itu sudah terhitung putaran pertama. Untuk putaran kedua (sebulan kemudian), seluruh siswa dari kelas 1 sampi 6 serentak akan menerima vaksinasi putaran kedua. Jadwalnya akan kami samakan,” kata dia.
Mengingat MI Ar-Riyadh berstatus cakupan imunisasi rendah sekitar 54 persen, maka menjadi prioritas utama Diskes-KB untuk memberikan vaksinasi kepada siswa-siswinya. “Upaya ini untuk meningkatkan cakupan imunisasi minimal 80 persen di lingkup MI Ar-Riyadh. Meski begitu, masih saja ditemui orang tua yang menolak anaknya mendapatkan vaksinasi difteri. Kami pun akan meminta orang tua untuk membuat surat pernyataan penolakan,” tegas drg Erwin.
Ia kembali mengimbau masyarakat Kota Bontang untuk selalu melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), cuci tangan memakai sabun, konsumsi gizi seimbang, jaga kebersihan diri dan lingkungan, melaksanakan imunisasi lengkap sesuai usia, menggunakan masker bila perlu (seperti pada tempat keramaian atau saat batuk dan flu), serta menghindari bepergian ke daerah Kejadian Luar Biasa (KLB). (ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: