bontangpost.id – PT Garuda Indonesia berencana menaikkan harga tiket pesawat jika kebijakan jaga jarak (physical distancing) masih akan diberlakukan selama tatanan kehidupan baru (new normal). Sebab, jumlah penumpang yang terbatas membuat pendapatan perseroan pelat merah ini menurun, sementara biaya operasional tetap tinggi.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut, pihaknya akan membahas kemungkinan menaikkan harga tiket pesawat jika setengah kapasitas kursi masih harus dikosongkan karena kondisi new normal.
“Jika lebih lama (jaga jarak, Red) maka akan ada implikasi finansial karena banyak kursi yang tidak boleh dijual. Pilihannya mungkin kami akan appeal (minta) menaikkan harga (tiket pesawat),” ungkapnya dalam video conference, Jumat (5/6).
Namun, Irfan memastikan jika jadi dinaikkan, harga yang dijual nantinya tidak akan di luar kemampuan masyarakat. Dia memastikan Garuda tidak akan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kalau jadi, keputusan menaikkan harga diambil karena pendapatan perseroan menurun drastis sejak pandemi virus corona masuk RI.
Irfan menyebut, jumlah penumpang Garuda anjlok 90 persen sehingga mengharuskan perusahaannya mengandangkan 70 persen pesawatnya. Keadaan diperparah oleh keputusan pemerintah untuk tidak memberangkatkan jamaah haji pada 2020. Kondisi itu membuat Garuda kehilangan 10 persen pendapatan reguler yang biasanya berasal dari pemberangkatan jamaah haji.
“Tentu harga yang ditentukan adalah yang bisa diterima penumpang, yang masuk akal. Saya bukan orang yang mencari kesempatan dan berpesta pora. Selama pandemi kami minta pengertian penumpang kalau harga dinaikkan,” terangnya.
Sebelum wacana harga baru tiket pesawat terbit, Irfan mengatakan, pihaknya telah berupaya bertahan dari tekanan corona melalui berbagai efisiensi dengan menekan ongkos dan pengeluaran internal yang tidak mendesak. Salah satunya, merumahkan 800 karyawan kontrak atau karyawan berstatus Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) selama tiga bulan terhitung mulai 14 Mei 2020.
Tak hanya itu, efisiensi dilakukan dengan mempercepat penyelesaian kontrak kerja 135 pilot dan co-pilot. Untuk memangkas pengeluaran, Garuda juga patuh dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir memangkas gaji dan meniadakan THR jajaran direksi tahun ini. Namun, upaya tersebut belum banyak menolong.
Selain menaikkan harga tiket, supaya kinerja perseroan bisa pulih Garuda akan berbalik haluan dengan mencari pangsa baru. Ada beberapa rencana Garuda untuk menerbangkan warga negara asing (WNA) yang masih berada di Indonesia kembali ke negara masing-masing. Garuda pun mulai merambah ke lini usaha lainnya seperti pengiriman kargo berbasis aplikasi digital dengan jangkauan pengiriman ke seluruh wilayah Jabodetabek dan wilayah antarkota yang didukung oleh Aerojasa Cargo. (ndu2/k8/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: