SUMENEP – Gempa berkekuatan 5 skala Richter (SR) mengguncang wilayah Sumenep kemarin (2/4). Puluhan bangunan yang terdiri atas rumah, sekolah, dan musala rusak. Selain itu, seorang siswa yang sedang mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) terluka.
Gempa dirasakan warga Pulau Kangean, Raas, dan Sapudi. Terjadi tujuh kali dalam tiga jam di tenggara Sumenep. Menurut informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, gempa terjadi pukul 06.05 sampai 09.04 di tenggara Sumenep. Gempa terjadi secara berturut-turut.
Kepala BPBD Sumenep Abd. Rahman Riadi mengatakan bahwa titik gempa berada di 7,24 lintang selatan dan 114,6 bujur timur. Posisinya kira-kira 84 kilometer arah tenggara Sumenep. ”Yang paling terdampak Kecamatan Raas karena titiknya paling dekat jika dibandingkan dengan Pulau Sapudi,” terangnya.
Belum diketahui pasti jumlah bangunan yang rusak. Sebab, setiap saat laporan dari bawah terus bertambah. Pada siang hari hanya enam rumah dan satu musala yang dilaporkan mengalami kerusakan. Tetapi, menjelang petang kemarin, laporan rumah yang mengalami kerusakan sudah mencapai puluhan. ”Ada kerusakan di Kecamatan Raas, 20 rumah mengalami kerusakan, 5 sarana belajar,” jelas Rahman.
Sarana belajar yang rusak antara lain Madrasah Diniyah Nurus Shaleh di Desa Kropoh, Madrasah Nurul Jadid di Desa/Pulau Tonduk, dan MI Alhikmah di Desa Brakas. Kemudian SDN Brakas III, MI Nurul Anisiyah, dan SMA Al Fanisa di Desa Brakas.
Imran, siswa yang sedang mengikuti UNBK di SMA Al Fanisa, mengalami luka ringan. ”Sarana ibadah yang rusak satu bangunan, yakni Musala Al Falah di Desa Kropoh,” ucapnya.
Kepala SMA Al Fanisa Rasuli mengatakan, saat gempa terjadi, ada 20 siswa yang sedang mengikuti UNBK. Begitu gempa terjadi, para siswa langsung semburat keluar ruangan. Imran yang saat itu kaget dengan adanya gempa tersandung keramik reruntuhan dinding. ”Tapi, setelah itu aktivitas UNBK kembali berlanjut. Siswa yang terluka juga kembali ke sekolah setelah dirawat di puskesmas,” imbuhnya.
Mungkin jumlah rumah rusak lebih banyak daripada yang ada di data BPBD. Sebab, Kepala Desa Kropoh Rahmawi juga mengeluarkan data tentang bangunan yang rusak akibat gempa. Di data itu tertulis, ada 25 bangunan yang rusak di Desa Kropoh.
Salah satu rumah yang rusak parah adalah milik Nisa, 60, warga Dusun Ambulung, Desa Kropoh. Rumah milik janda itu rusak berat. Tembok rumahnya sampai ambruk. Untung, pemilik rumah tidak terkena reruntuhan tembok.
Darus, warga Raas, mengatakan, pascagempa warga bergotong royong membantu para korban. Bahkan, anggota Banser langsung turun ke bawah guna membantu bersih-bersih rumah warga. Ada pula yang memberikan bantuan sembako kepada para korban. ”Warga bahu-membahu membersihkan rumah para korban gempa,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun BMKG Kalianget Usman Khalid menyatakan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi melahirkan tsunami. Karena itulah, pihaknya meminta warga tidak panik. (mam/luq/c9/git/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: