SAMARINDA – Hasil survei Lembaga Strategis Indonesia (LSI) yang dirilis Selasa (19/6) lalu menunjukkan, pada umumnya responden yang berasal dari pengurus atau kader Partai Golongan Karya (Golkar) Kaltim mendukung pasangan calon (paslon) Rusmadi-Safaruddin (RASA). Padahal partai berlambang beringin tersebut salah satu partai pengusung paslon Andi Sofyan Hasdam-Rizal Effendi (AN NUR).
Sebagaimana diketahui, peneliti dari LSI, Husain mengungkapkan, AN NUR hanya didukung 20,10 persen responden yang berasal dari Partai Golkar. Sementara paslon RASA mendapat 22,50 persen. Selisihnya mencapai 2,40 persen.
Kemudian paslon Isran Noor-Hadi Mulyadi juga kebagian pilihan dari responden Golkar sebanyak 21,80 persen. Sedangkan Syaharie Jaang-Awang Ferdian Hidayat (JADI) mendapat 15,20 persen. Husain berpendapat, penyebaran dukungan tersebut bukti belum pudarnya pengaruh Bupati Kukar nonaktif, Rita Widyasari.
“Umumnya di Golkar itu menginginkan Rita untuk maju sebagai calon gubernur. Belakangan muncul Sofyan Hasdam. Itu menjadi salah satu alasan mengapa suara Golkar terpecah,” ungkapnya.
Ditanya seputar kemungkinan perpecahan internal, Husain berpendapat pihaknya tidak dapat memberikan komentar terkait itu. “Kami enggak sampai di situ,” ujarnya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Kaltim, Abdul Kadir mengaku partainya satu komando mendukung paslon AN NUR. Terbukti hingga kini seluruh kader Partai Golkar berlomba-lomba bekerja untuk memenangkan paslon yang diusung Partai Golkar dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) tersebut.
“Golkar itu solid dari DPP (Dewan Pimpinan Pusat), DPD, sampai desa/kelurahan. Instruksinya mendukung dan memenangkan paslon nomor urut 1, Pak Andi Sofyan Hasdam dan Rizal Effendi,” ujarnya, Jumat (22/6) kemarin.
Dia mempertanyakan metode dan responden yang dipilih peneliti LSI. Pasalnya, sejauh ini belum pernah ada satu pun pengurus dan kader Golkar yang melaporkan telah didatangi tim survei LSI.
“Saya tidak tahu pasti, apakah yang disurvei itu anggota Golkar atau bukan. Karena kalau anggota Golkar, tolong tunjukkan, ada enggak mereka yang disurvei itu memiliki kartu anggota Golkar,” ucapnya.
Kepastian kader atau pengurus dapat dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Golkar. Dia menduga, peneliti tidak cermat memilih responden yang dapat mewakili suara di internal partai yang dipimpin Airlangga Hartarto tersebut.
“Makanya kami mempertanyakan itu. Apakah yang disurvei itu pengurus, anggota, pendukung, atau masyarakat umum. Kalau pengurus dan kader itu jelas dan wajib memenangkan AN NUR,” tegasnya.
Disinggung kemungkinan adanya perpecahan di internal partai, Kadir menegaskan, sejauh ini partainya tidak terbelah dalam memberikan dukungan pada paslon AN NUR. Sejak memilih Andi Sofyan Hasdam-Nusyirwan Ismail yang kemudian diganti Rizal Effendi sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, pihaknya tetap solid mendukung dan berkomitmen memenangkan paslon AN NUR.
“Komitmen kepartaian, keanggotaan, dan kekaderan di Golkar bahwa kami akan memenangkan paslon nomor urut 1. Nyatanya semua tingkatan di Golkar sudah bergerak memenangkan AN NUR,” tuturnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post