SAMARINDA – Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak habis kesabaran. Bangunan berupa pos kebun binatang milik PT Samarinda Golden Prima (SGP) di trase Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, tepatnya Seksi IV (Palaran-Jembatan Mahkota II), dibongkar paksa, Selasa (28/3) sore.
Satu ekskavator dikerahkan. Disaksikan Faroek, kurang dari 10 menit bangunan permanen 5 x 10 meter itu rata dengan tanah. Proses pembongkaran berjalan lancar. Pengawalan dipimpin langsung Kapolresta Samarinda Kombes Pol Reza Arief Dewanto dan Kepala Staf Korem 091/Aji Surya Natakesuma Kolonel ARH Rikas Hidayatullah.
Bongkar paksa ini bermula dari Bos SGP, Hery Susanto (Abun) yang dinilai mengingkari kesepakatan bersama Pemprov Kaltim pada Februari lalu. Saat itu, Abun menyatakan kesediaan merelokasi taman satwa tersebut ke luar dari trase tol. Sudah lewat sebulan, nyatanya bangunan serta kandang satwa liar tersebut masih bercokol.
“Ini bukti pemerintah daerah tegas. Tidak ada yang boleh menghalang-halangi proyek strategis nasional,” ujarnya kemarin (28/3). Langkah pembongkaran itu ditempuh demi mengamankan target penyelesaian proyek tercapai pada 2018.
Hasil rapat terbatas di Istana Negara, awal Maret lalu, Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat akan mengirim tim untuk memastikan proyek strategis nasional di Benua Etam berjalan lancar. Maka itu, dia tak ingin persoalan lahan belum klir.
Mantan Bupati Kutai Timur (Kutim) itu mengatakan, bukan berarti melakukan relokasi taman satwa lantas dirinya tidak komit terhadap penyelamatan satwa. Justru, sebelum memutuskan pembongkaran, dirinya meminta agar satwa tersebut diamankan terlebih dulu.
“Lihat sendiri. Sudah dipindahkan semua,” ucapnya.
Syukur kalau bersangkutan membongkar sendiri kandang yang terkena tol. Satu bulan, bila tak juga membongkar sendiri, akan kembali digusur secara keseluruhan. Di lokasi ini tak boleh ada kegiatan lain selain tol. Kiri-kanan tol akan dihijaukan. Akan dibangun hutan yang baru sesuai perencanaan semula.
Suryadi, perwakilan dari Bidang Perlindungan dan Pengamanan Tanaman dan Satwa Liar, Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Kaltim (BKSDA) menuturkan, sesuai instruksi gubernur dan pimpinan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, siap menyelamatkan satwa di sini.
Diakuinya, di taman satwa milik PT SGP, BKSDA ada menitipkan 11 ekor satwa dengan berbagai jenis, mulai orang utan, macan dahan, landak, beruang madu hingga uwa-uwa. Seluruh satwa itu berada di kandang semipermanen terbuat dari terali besi. Nah, kandang tersebut masuk right of way (badan jalan) trase tol.
Kata Suryadi, 11 ekor itu akan dipindahkan ke kandang sementara. Lokasinya di seberang kandang semipermanen yang terkena lahan kebutuhan tol. Kemarin, tim BKSDA berangsur-angsur mengevakuasi satwa liar tersebut. “Ke depan, akan dilimpahkan ke lembaga konservasi lain. Kalau sudah layak kembali ke alam, akan dilepasliarkan,” terangnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, dan Perumahan Rakyat Kaltim M Taufik Fauzi menerangkan, sebelum dibongkar, bangunan tersebut sudah difoto dan diukur. Itu bertujuan sebagai bukti jika nantinya dilakukan perhitungan ganti rugi nilai bangunan tersebut. “Tidak masalah. Sudah dikomunikasikan ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Pengadaan Lahan Tol,” tutur pria berkacamata itu.
Deputi Project Manager PT Wijaya Karya Taufik M menjelaskan, sesuai prosedur belum berhak masuk melakukan pekerjaan di lahan milik Abun tersebut. Tahapan awal, tim satuan tugas Badan Pertanahan Nasional menginventarisasi lahan terlebih dulu. Sudah ada hasilnya, lalu musyawarah dilaksanakan. “Sudah ketemu angka ganti ruginya, baru bayar. Setelah itu, baru kami bisa mulai kerja,” paparnya.
PPK Pengadaan Lahan Tol Balikpapan-Samarinda dari Kementerian PUPR Herry Susanto menjelaskan segera menindaklanjuti dengan meminta satgas A dari BPN Samarinda untuk melakukan pengukuran. Kemudian satgas B untuk menghitung nilai di atas lahan tersebut. “Bangunan, kolam ikan, sampai tanaman tumbuh dinilai. Nanti keluar daftar, diserahkan ke KJPP (Konsultan Jasa Penilai Publik) untuk diapraisal,” terangnya.
Dengan hasil apraisal tersebut, sebagai dasar mengundang pemilik lahan untuk bermusyawarah. Bila setuju, pembayaran diproses dan dicairkan. Pagu anggaran pengadaan lahan yang disalurkan pemerintah pusat ke proyek tol sebesar Rp 250 miliar. Dari dana tersebut, sampai Maret ini sekira Rp 60 miliar yang terserap. Artinya, duit yang tersisa Rp 190 miliar. “Terus berprogres. Keseluruhan sudah 88,37 persen,” ucap dia.
Paling menggembirakan progres di Seksi I (Km 13 Balikpapan-Samboja). Keseluruhan telah tuntas. Sementara itu, paling minim di Seksi IV (Palaran-Jembatan Mahkota II) dengan 53,97 persen. (lihat grafis)
TOLERANSI SEBULAN
Sedianya, menurut rencana, empat kandang satwa semipermanen juga ikut digaruk ekskavator kemarin. Di tengah gubernur memberikan penjelasan kepada media, Direktur Utama PT SGP Poltak Silaban hadir. Selepas memperkenalkan diri dan menyalami gubernur, dia mengaku terkejut.
Rasa terkejut itu bukan karena bangunan pos sudah rata dengan tanah, melainkan gubernur yang langsung turun tangan. Poltak lantas menyampaikan bahwa selaku dirut, dia tak pernah mendapat surat pemberitahuan pembongkaran.
“Saya menyesalkan itu. Kalau diberi tahu, Pak Gubernur tidak perlu repot bawa alat. Cukup gunakan alat kami saja,” ucapnya.
Tidak seperti kondisinya, ujuk-ujuk Gubernur turun tangan. Terhadap itu, dia mengaku prihatin. Seolah-olah, SGP bandel dan tidak mau bekerja sama. Poltak lantas meminta kesempatan kepada Gubernur untuk membongkar sendiri empat kandang satwa.
“Mulai besok (hari ini), kami membongkar. Sebulan sudah selesai semua,” janjinya.
Faroek mengatakan, bila dalam sebulan sama juga kondisinya, dirinya akan kembali datang dengan menurunkan alat berat untuk menggusur. Dalam persoalan ini, dia merasa perlu menunjukkan ketegasan. Pemprov, terang dia, tak sama sekali menghalangi kehadiran taman satwa. Tapi, tidak untuk lokasi yang diperuntukkan guna tol. “Banyak lahan di lokasi lain. Kaltim ini luas,” sebut dia.
Dia juga meminta agar pengusaha mengikuti prosedur. Tidak seperti taman satwa yang dibangun sekarang tanpa ada izin mendirikan bangunan dan analisis mengenai dampak lingkungan. Sudah begitu, pembangunan tidak sepengetahuan pemprov. (ril/rom/kpg/gun)
Ketersediaan Lahan Tol Balikpapan-Samarinda
Seksi Panjang (Km) Progres (persen)
I (Km 13 Balikpapan-Samboja) 25,07 100
II (Samboja-Muara Jawa) 23,26 99,72
III (Muara Jawa-Palaran) 21,9 95,07
IV (Palaran-Jembatan Mahkota II) 17,9 53,97
V (Km 13-Sepinggan Balikpapan) 11,09 64,03
Total 99,02 88,37
Sumber: PPK Pengadaan Lahan Tol
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post