bontangpost.id – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bontang dr Bahauddin angkat bicara terkait lamanya waktu tunggu hasil swab. Yang belakangan ini dikeluhkan beberapa warga. Kata dia, yang menentukan cepat atau tidaknya hasil sampel usap keluar bukan di Tim Satgas kota. Tapi dari Labkesda Kaltim, Samarinda.
“Kami menunggu dari all record-nya Labkesda. Bukan kami yang menentukan itu,” beber dr Bahauddin ketika dikonfirmasi, Kamis (29/10/2020) pagi.
Bahauddin tidak bisa menjelaskan bagaimana teknis pemeriksaan sampel tes usap di Labkesda Kaltim. Hingga nantinya hasil keluar, postif atau negatif. Karena itu kewenagan yang memeriksa. Yang jelas, bila hasil positif, akan diinput dalam catatan. Ini merupakan laporan kasus terkonfirmasi Covid-1 di daerah, yang tercatat di nasional bahkan hingga ke Badan Kesehatan Dunia (WHO). Seluruh data terintegrasi.
Lebih jauh, dia menepis kecurigaan bila sampel tes usap yang diambil Tim Satgas tidak dikirim ke Labkesda. Tegasnya, itu tidak mungkin dilakukan Tim Sagas. Karena ini terkait upaya pemerintah menekan angka paparan Covid-19 di Bontang.
“Semua dikirim. Cuma kalau antre biasa. Inilah yang tidak kami ketahui. Bagaimana di sana (Labkesda) kenapa tidak running. Ini masih kami telusuri,” jelasnya.
Dia menaksir, lamanya waktu tunggu lantaran membludaknya sampel tes usap yang dikirim ke Labkesda. Kata dia, laboratorium PCR Labkesda melayani 10 kabupaten/kota di Kaltim.
BACA JUGA: 19 Hari Hasil Swab Belum Diterima, Warga Bontang Selatan Jalani Karantina Tanpa Kejelasan
Tambahnya, Tim Satgas memang telah mendapat aduan terkait hal tersebut. Mereka masih menelusuri penyebabnya. Bahauddin meyakinkan, bila hasil memang sudah keluar, pasti Tim Satgas kota segera melaporkan. Tidak mungkin ditahan-tahan.
Kasus seperti ini, katanya, pernah juga menimpa salah seorang pejabat teras Pemkot Bontang. Hasil sampel usap tak keluar lebih 2 pekan. Usai ditelusuri, ternyata ada kesalahan di Labkesda.
“Kalau lama seperti ini, bagusnya rapid antigen supaya bisa dilihat. Atau kirim identitas jelas seperti KTP biar kami bisa lacak lagi,” tandasnya.
Adapun, persoalan ini mengemuka ketika beberapa warga yang sudah diambil sampel tes usapnya, kelamaan menunggu hasil. Bahkan hingga 3 pekan tanpa kejelasan. Seperti dialami Ch. Putra bungsunya diambil sampel pada 3 Oktober 2020 lalu. Namun hingga Rabu (28/10/2020) hasilnya belum juga terbit.
Dia coba konfirmasi ini ke Satgas Penanganan Covid-19 Bontang. Tapi Ch diminta menunggu. Ini disayangkan, mengingat semakin lama menunggu hasil, maka isolasi mandiri mesti lebih lama. Ini cukup menyiksa baik secara finansial, pun secara psikologis lantaran stigma pasien Covid-19 di tengah masyarakat masih demikian lekat.
“Yang kupikir bagaimana nasib yang kurang berkecukupan. Yang mampu secara finansial saja tidak enak. Tidak semua mau terima uangnya. Belum lagi para tetangga yang menjauh dan mengucilkan,” curhatnya.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post