BONTANG – Kepergian Andi Sofyan Hasdam dari partai Golongan Karya (Golkar) membuat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) gerak cepat. Wakil Sekjen Bidang Hubungan Legislatif, Eksekutif, dan Lembaga Politik DPP Partai Golkar Hetifa Sjaifudian mengatakan, kejadian ini memaksa partai untuk segera melakukan kaderisasi. Tujuannya, agar semakin banyak pilihan yang akan menduduki pucuk pimpinan dari Golkar untuk Kaltim kelak.
“Bagi Golkar ini menjadi cambuk untuk menjadi lebih semangat dalam kaderisasi. Ibaratnya hilang satu tumbuh seribu,” kata Hetifa usai menghadiri kunjungan kerja Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto, di ballroom Hotel Equator, Sabtu (7/7) kemarin.
Hetifa menyebut, partai Golkar sedang mendapat pukulan bertubi-tubi. Sebelumnya, mantan Ketua DPD Golkar Kaltim Rita Widyasari mendapat vonis hukuman 10 tahun penjara akibat kasus gratifikasi. “Ini tantangan, walaupun berat tetapi harus tetap dijalani,” ujar perempuan yang duduk sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini.
Terkait keputusan yang diambil Sofyan, Hetifa menyebut itu merupakan hak yang bersangkutan. Namun, Golkar pun turut menyayangkan. Karena Sofyan salah satu kader terbaik. DPP pun menghargai pilihan dari mantan Wali Kota Bontang tersebut.
“Terbukti kami juga mencalonkan beliau menjadi calon gubernur, berarti kami percaya dengan kompetensi dan integritas beliau. Karena beliau salah satu dari kader terbaik,” kata Hetifa.
Hetifa menuturkan, hingga kampanye akbar di Balikpapan belum ada tanda-tanda Sofyan tidak nyaman dengan partai berlambang pohon beringin ini. Mengingat fokus saat itu terletak pada pemenangan pasangan calon yang diusung partai. Ia mengaku kaget saat mendengar Sofyan mendaftar calon anggota DPR RI melalui partai NasDem.
Kini, surat pengunduran diri telah sampai di meja pimpinan partai. Bahkan Ketua Umum Partai Golkar pun telah menyetujuinya. Langkah selanjutnya, DPP akan mencari posisi pengganti Sofyan baik dalam pencalonan legislatif di tingkat pusat maupun di struktur DPD Kaltim sendiri melalui musyawarah daerah luar biasa (Musdalub).
“Karena posisi Ketua DPD Kaltim sendiri saat ini masih kosong,” ungkapnya.
Ia berharap nantinya Sofyan tetap berkontribusi bagi masyarakat Bontang maupun Kaltim kendati menggunakan perahu yang beda. Hetifa juga mengaku siap dan akan terus menjalin kerja sama dengan bapak tiga anak tersebut. “Mudah-mudahan beliau berkiprah di NasDem dan jika terpilih tetap bisa membawa nama Kaltim serta memperjuangkan Bontang di tingkat pusat,” harapnya.
Sehubungan dengan adanya aturan dalam partai yang melarang perbedaan parpol dalam satu garis turunan satu arah (anak, istri, atau suami), Hetifa enggan berkomentar. Ia mengaku DPP Golkar saat ini fokus pada penetapan calon anggota legislatif baik tingkat pusat maupun provinsi.
Sebelumnya diberitakan, keputusan berat diambil oleh Andi Sofyan Hasdam, di mana ia memilih hengkang dari partai Golkar pasca pelaksanaan Pilgub Kaltim. Padahal, partai Golkar merupakan titik awal langkahnya menekuni dunia perpolitikan. Suami dari Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni ini menyebut, alasan kepergiannya karena sudah merasa tidak nyaman di partai berlambang pohon beringin tersebut. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post