BONTAN – Penerimaan zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bontang tahun ini diproyeksi anjlok hingga 50 persen. Pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, ditengarai menjadi penyebab utama penyusutan.
Kepada Bontangpost.id, Wakil Ketua II Baznas Bontang Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Muhammad Idris, menjelaskan, jenis zakat yang fokus dihimpun Baznas ialah zakat pendapatan dan zakat mal.
Di waktu normal, berdasarkan rencana kerja Baznas Bontang, target zakat yang mestinya dihimpun tahun ini mencapai Rp 5 miliar. Itu berasal dari rata-rata zakat bulanan yang diperoleh sekitar Rp 400-500 juta. Namun, pandemi Covid-19 melanda, proyeksi itu dipastikan meleset. Bahkan susut hingga 50 persen.
“Turun jauh, mungkin sampai 50 persen ini,” ujarnya kala disambangi di Kantor Sekretariat Baznas Bontang, Jalan Pelabuhan II, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, Senin (27/4/2020) siang.
Zakat pendapatan dan mal (Harta) sebagian besar diperoleh dari aparatur sipil negara (ASN) dan pengusaha setempat. Sementara kedua jenis zakat ini tidak memiliki tenggat waktu saklek mesti dibayarkan. Beda halnya zakat fitrah yang wajib dibayar sebelum Hari Raya Idulfitri tiba.
Ketidakpastian pandemi memaksa banyak pihak untuk menahan pengeluaran yang bisa ditunda. Salah satunya membayar zakat.
“Pandemi ini belum jelas sampai kapan. Jadi semua orang menahan pengeluaran. Salah satunya bayar zakat (Penghasilan dan mal),” tukasnya.
TIDAK MEMBUKA GERAI PEMBAYARAN ZAKAT
Pada Ramadan 1441 H ini, Baznas Bontang tidak membuka gerai pembayaran zakat seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal tahun lalu Baznas membuka gerai pembayaran zakat di 10 titik.
Pangkalnya, tak lain, untuk meminimalisasi tatap langsung antara pembayar zakat dan penghimpun (Baznas).
Segala bentuk kegiatan yang memungkinkan tatap langsung apalagi menghimpun massa ditiadakan oleh Baznas. Ini selaras dengan imbauan pemerintah agar jaga jarak (Physical distancing) terus dijaga.
“Kami ikuti anjuran pemerintah. Minimalisasi tatap langsung. Tahun ini enggak buka gerai,” ujar Idris.
Sebabnya, mau tak mau Baznas Bontang mendorong pembayaran zakat dilakukan secara nontunai, alias via transfer.
“Mau tidak mau itu, harus nontunai,” tambah Muhammad Idris.
Namun kemudian, Baznas Bontang tak menutup mata akan kebiasaan sejumlah warga yang terbiasa atau lebih suka membayar zakat secara langsung atau tatap muka. Sebabnya layanan yang dibuka Baznas ialah jemput bola (Door to door). Menyambangi kediaman pembayar zakat.
“Ada yang merasa lebih puas ketika bayar zakat langsung. Jadi kami buka layanan jemput bola,” pungkasnya. (*)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda