BONTANG – Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia membuat salah satu proyek di Bontang mengalami kendala. Yakni pembangunan pabrik crude palm oil (CPO) di Kelurahan Bontang Lestari.
HRGA PT Energi Unggul Persada (EUP) Nanser Gultom, menerangkan jika proyek berjalan dengan lancar, April lalu sudah berdiri dua pabrik pengolah. Yakni crushing plant berkapasitas produksi 650 ton per hari, dan refinery dengan kapasitas produksi 3 ribu ton per hari.
“Seharusnya sudah berdiri dua pabrik,” ungkapnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Berbagai kendala yang dihadapi lantaran virus SARS-CoV-2, di antaranya pengiriman material pembangunan mengalami keterlambatan. Selain itu, mesin pabrik yang diambil dari Malaysia tidak dapat dijalankan, mengingat tenaga ahlinya yang bertugas meng-install-nya tidak dapat datang ke Indonesia. Sebab, Malaysia tengah menerapkan lockdown untuk menghentikan penyebaran virus corona ini.
“Di Malaysia kan lockdown, jadi enggak bisa ke sini dia,” jelasnya.
Padahal, jika dua pabrik itu sudah dapat berdiri, pihaknya sudah dapat menghasil minyak goreng dan minyak inti sawit yang dapat dijual ke luar negeri. Akibat keterlambatan pembangunan dua pabrik ini, kerugian yang dialami EUP mencapai sekira Rp 3 triliun. Sedangkan kerugian keseluruhan yakni sekitar Rp 5 triliun.
“Dari tanah, bangunan, dan sarana yang digunakan,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post