SANGATTA – Kerusakan di rongga gigi dapat berdampak pada penyakit-penyakit serius, seperti gangguan ginjal, jantung, bahkan stroke. Sehingga kerusakan gigi menduduki posisi 10 penyakit terbanyak diderita masyarakat Kutai Timur (Kutim). Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Kutim, memberikan edukasi tentang cara yang benar menyikat gigi dibeberapa sekolah dasar di Sangatta.
Ketua PDGI Kutim, Dwi Agustina mengatakan kesehatan gigi dan mulut masyarakat akan masuk pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Riskesdas merupakan survei lima tahunan yang diadakan Kementerian Kesehatan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasilnya dapat digunakan untuk menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, terutama kesehatan gigi pada anak.
“Kami mengadakan edukasi ke sekolah dasar untuk megajarkan mereka perihal kesehatan gigi dan mulut, yang bersamaan dengan peringatan hari kesehatan gigi dan mulut sedunia. Kami melihat masih sangat banyak anak yang belum memahami cara menyikat yang benar agar terhindar dari karies atau gigi keropos,” ujarnya saat ditemui di SDN 006 Sangatta Selatan, Rabu (21/3).
Ketua pelaksana WOHD, Marten Tandi mengungkapkan walau kesadaran warga terhitung tinggi untuk menyikat gigi, namun ada hal lain yang kurang diperhatikan.
Banyaknya makanan yang menyebabkan kerusakanan jaringan keras gigi. Terutama makanan yang dikonsumsi anak-anak dan mengandung gula.
“Walaupun sudah menyikat gigi dengan rutin, namun jika anak masih sering mengonsumsi permen atau coklat, maka gigi mereka akan cepat keropos,” ujarnya.
Menurutnya cikal awal kerusakan gigi disebabkan dari perubahan warna, dari putih menjadi abu-abu. Hal tersebut menandakan gigi tersebut sudah mengalami pengeroposan. Setelah itu akan mengalami kerusakan parah.
“Bersama dengan kegiatan yang perdana dilaksanakan di Kutim ini, kami ingin menekan angka kerusakan gigi pada anak saat mereka berusia diatas 12 tahun kelak. Jadi kami mengajarkan sejak dini, dimana status kerusakannya sangat rentan dibanding orang dewasa,” Kata salah satu dokter gigi di Kutim tersebut.
Dirinya berharap semua ilmu yang disampaikannya dapat ditanamkan anak-anak sejak saat ini sampai kapanpun. Selain itu, pengetahuan baru ini dapat menjadi motivasi bagi anak untuk mengajak orangtua agar menyikat gigi dengan benar pada pagi dan malam hari.
“Saya sangat berharap dengan memberikan pelajaran seperti ini, setiap anak mampu mengimplementasikan di rumahnya masing-masing. Selain itu juga dapat mengajak orangtuanya agar membantu memerhatikan kesehatan gigi dan mulut pada anak,” jelasnya.
Perihal tindak lanjut, timnya akan kembali memeriksa kesehatan gigi siswa-siswi tersebut pada tiga minggu mendatang. Hal tersebut berkaitan dengan penelitian yang akan mereka rekap ditahun 2018 ini.
“Untuk mengetahui jumlah kesehatan gigi anak di Kutim, kami mengimbau pada guru untuk dicek setiap minggunya. Kemudian diminggu ke tiga, kami akan datang kembali untuk pengecekkan dan pendataan,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: