PEMERINTAH Kota (Pemkot) Samarinda terus berupaya mencari solusi menekan harga berbagai kebutuhan pokok yang terus melonjak selama beberapa pekan terakhir. Salah satunya harga daging ayam.
Di antara terobosan yang akan coba diambil pemerintah yakni dengan menggaet Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU) Samarinda. Langkah ini penting diambil untuk mengantisipasi melonjaknya harga daging ayam di pasaran.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Samarinda, Muhammad Fachri Anshari berharap, dengan keterlibatan perusda bisa memotong lingkaran panjang distribusi yang kerap menjadi penyebab kenaikan harga daging ayam.
Pasalnya, pembatasan dan harga pakan yang naik membuat distribusi daging ayam menjadi terganggu. Untuk itu, pihaknya ingin mendorong PDPAU agar dapat mengambil peran penting dengan menternakkan ayam dan langsung mendisribusikannya ke masyarakat.
“Kami ingin mendorong PDPAU agar dapat mengambil peran. Seperti di Jakarta ada BUMD (Badan Usaha Milik Daerah, Red.) untuk memproduksi beras sendiri,” kata Fachri, Kamis (26/7) kemarin.
Dia menginginkan ke depan Kota Tepian juga bisa menerapkan konsep yang sama untuk menekan harga daging ayam di pasaran. Oleh karenanya, pihaknya akan menyiapkan PDPAU agar dapat mengambil alih distribusi panjang ayam dari peternak ke pedagang. “Kami sudah studi banding guna mendalami bagaimana mengolah pakan ayam,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Fachri, yang membuat harga ayam kadang tak terkendali di pasaran ialah karena ada rantai yang panjang sebelum daging ayam diterima oleh pedagang. Sehingga, harga daging ayam dari peternak yang sebenarnya telah sesuai aturan, kadang ketika sampai ke tangan pedagang mengalami perubahan yang signifikan. “Kami ingin potong distribusi makanya kami dorong perusda,” ucapnya.
Sebelumnya, Asisten II Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Endang Liansyah menuturkan, kelangkaan daging ayam dalam sepekan terakhir tidak hanya terjadi di Samarinda. Melainkan terjadi hampir disemua daerah di Indonesia.
Selain itu, kelangkaan itu terjadi akibat industri peternakan ayam di tingkat kabupaten/kota masih mendapat pasokan pakan dan vitamin dari pusat. Sehingga, jika ada masalah terhadap produksi pakan di pusat, maka akan berdampak langsung bagi peternak ayam di kabupaten/kota.
“Untuk saat ini, kami sedang berupaya melalui PDPAU agar dapat memotong rantai tersebut dengan memproduksi dan menternakkan ayam sendiri,” kata dia. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post