LPG Melon Langka, PNS Diimbau Beralih
SAMARINDA – Kelangkaan LPG ukuran tabung 3 kilogram atau yang akrab disebut LPG melon masih terjadi di Kota Tepian. Alasan kelangkaan pun belum diketahui secara jelas. Pasalnya, Pertamina mengklaim suplai yang diberikan tetap sama. Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang meminta Pertamina untuk terus melakukan operasi pasar.
“Saya berterima kasih sudah ada operasi pasar. Supaya operasi pasar ini dilakukan terus untuk membantu masyarakat kita,” kata Jaang dalam sambutannya di acara Musyawarah DPC Hiswana Migas Samarinda, Senin (11/9) kemarin.
Bukan hanya di Samarinda, Jaang juga meminta operasi pasar dilakukan di daerah-daerah lain di Kaltim. Karena bila Samarinda saja mengalami kelangkaan, besar kemungkinan di daerah-daerah lain juga mengalami hal yang sama.
Selain meminta operasi pasar terus dilakukan, orang nomor satu di Kota Tepian ini juga meminta Pertamina melakukan analisa terhadap pihak-pihak pengecer. Jangan sampai ada pengecer yang melakukan pembelian secara berulang-ulang sehingga mengganggu stabilitas ketersediaan LPG melon di pasaran.
“Harga eceran tertinggi di Samarinda Rp 16 ribu. Tapi saya dapat laporan ada yang menjual Rp 30 ribu bahkan sampai Rp 35 ribu,” urai pria yang berniat maju sebagai calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018 mendatang ini.
Jaang sendiri belum mengetahui secara pasti apa penyebab kelangkaan LPG melon ini. Karena faktanya, suplai yang diberikan Pertamina jumlahnya tetap sama. Meski begitu Jaang memiliki beberapa asumsi yang menyebabkan terjadinya kelangkaan tersebut.
“Kita tidak tahu apa tingkat kebutuhan konsumsi gas rumah tangga yang meningkat, atau usaha-usaha mikro meningkat, sehingga menjadi langka,” ungkapnya.
Terkait kelangkaan ini, Jaang mengimbau pegawai negeri sipil (PNS) di Samarinda untuk mulai beralih pada LPG ukuran 5,5 kilogram. Karena LPG melon sebenarnya merupakan LPG bersubsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Jangan sampai PNS yang terbilang mampu memakan subsidi tersebut sehingga LPG melon menjadi langka.
“Karena pegawai di Pemkot Samarinda ini jumlahnya cukup banyak. Kurang lebih 10 ribu orang pegawai negerinya. Ditambah lagi honor jumahnya kurang lebih 14 ribu orang,” terang Jaang.
Untuk itu dia menyebut, Pemkot Samarinda mendukung penuh sosialisasi penggunaan LPG 5,5 kilogram di lingkungan pemerintahan. Dalam hal ini, Jaang mempersilakan Pertamina melakukan sosialisasi secara langsung kepada pegawai negeri di balai kota atau perkantoran.
“Bahkan waktu itu saya sendiri ikut dalam deklarasi dan sosialisasinya di rumah jabatan wali kota. Saya minta boleh sosialisasi langsung di balai kota dan perkantoran. Silakan bawa tabung, letakkan, dan jualan di sana, silakan,” pungkasnya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: